REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Meski Israel telah menghabisi para pimpinan kelompok perlawanan seperti Ismail Haniyeh, Yahya Sinwar hingga Saleh Al Arouri, para pejuang Gaza di medan tempur tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Sebaliknya, mereka mampu menggunakan pesenjataan musuh untuk melakukan serangan dadakan.
Palestine Chronicle melaporkan, Brigade Al-Qassam mampu beradaptasi dan melawan tentara Israel. Para pejuang bahkan mampu mengubah persenjataan berupa peluru dan roket Israel yang tidak meledak menjadi senjata untuk melawan kampanye genosida tanpa henti yang dilakukan tentara penjajah (IDF).
Selain memodifikasi persenjataan musuh, sayap militer gerakan Hamas tersebut dilaporkan telah memasukkan pejuang baru ke dalam barisan mereka di Gaza utara untuk melawan invasi militer, menurut laporan media Israel.
Radio Angkatan Darat Israel merinci perkembangan tersebut sambil mengutip sumber militer, selama pengarahan tentang operasi tentara di Gaza utara. Laporan tersebut mencatat bahwa beberapa pejuang Qassam telah menjadi veteran Brigade sejak sebelum 7 Oktober 2023, sementara yang lain baru direkrut di tengah konflik.
Tentara Israel selanjutnya mengungkapkan bahwa bahan peledak yang digunakan oleh Brigade Qassam sebagian dibuat dari amunisi Israel yang tidak meledak. Hal ini dicontohkan oleh penyergapan baru-baru ini di mana para pejuang Qassam memasang bom di sebuah rumah dengan rudal GBU yang telah digunakan kembali, yang awalnya ditembakkan oleh pasukan Israel.