Sabtu 11 Jan 2025 19:13 WIB

2024 Tahun Terpanas, Diagram Garis Suhu Bumi Diperbarui

Dunia sudah merasakan dampak buruk perubahan iklim.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Seorang warga Cina menggunakan masker muka dan payung di tengah cuaca panas, di Beijing, Ahad (16/6/2024).
Foto: AP Photo/Andy Wong
Seorang warga Cina menggunakan masker muka dan payung di tengah cuaca panas, di Beijing, Ahad (16/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Layanan iklim Eropa, Copernicus mengumumkan 2024 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat. Tahun lalu juga untuk pertama kalinya suhu bumi di atas ambang batas 1,5 derajat Celsius yang disepakati pemimpin dunia dalam Perjanjian Paris 2015.

Merespons terpecahkannya rekor tersebut, diagram garis suhu bumi yang menunjukkan perubahan suhu tahunan global sejak tahun 1850 diperbarui. Profesor Ed Hawkins yang menciptakan diagram garis-garis itu mengatakan pecahnya rekor di tahun 2024 menjadi "pengingat" masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca Juga

"Kita memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan, tapi harus bekerja keras," katanya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (11/1/2025).

Diagram ini menggunakan warna merah untuk tahun-tahun yang lebih panas dan biru untuk tahun-tahun yang lebih dingin, berdasarkan rata-rata periode 1971-2000. Hawkins mengatakan diagram ini dirancang agar semakin banyak masyarakat yang membicarakan perubahan iklim dan mendorong mereka mengambil tindakan.

"Kami ingin masyarakat melihat garis-gars ini, memulai percakapan, memulai pertanyaan, dan juga menginspirasi untuk segera bertindak," kata Hawkins.

Ia mengatakan rekor 2024 menjadi "tanda yang mencemaskan" dan peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem seperti kebakaran hutan yang sedang terjadi di California, Amerika Serikat (AS) dan banjir di Valencia, Spanyol pada musim gugur lalu, akan semakin memburuk.

"Kita akan melihat gelombang panas di seluruh dunia semakin panas, kita akan melihat curah hujan semakin deras yang akan meningkatkan resiko banjir, saya mengkhawatirkan anak-anak dan cucu-cucu kita di masa depan yang harus menjalani kehidupan dengan konsekuensi yang lebih buruk bila kita tidak segera mengambil tindakan dalam beberapa tahun ke depan," kata Hawkins.

Namun menurutnya masalah tidak hanya terjadi di masa depan. Saat ini, tambahnya, dunia sudah menyaksikan dampak buruk perubahan iklim. Tetapi ia tidak kehilangan harapan.

"Kita memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan, kita yang menciptakan masalah, yang mana artinya kita memiliki kemampuan untuk menemukan solusinya," tambah Hawkins.

Ia mendorong masyarakat mulai memikirkan bagaimana pemanas ruangan mereka bekerja, moda transportasi apa yang mereka pilih dan makanan apa yang mereka makan.

"Pilihan-pilihan yang dapat kita tentukan untuk diri kita sendiri ini dapat memberikan perubahan dan kemudian di masa depan kita dapat melihat 20, 30, 50 tahun kebelakangan, kita dapat mengatakan 'ya kami melakukan tindakan-tindakan dibutuhkan saat itu'," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement