REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai menyerang sapi ternak di Kabupaten Kuningan. Upaya cepat pun dilakukan instansi terkait untuk mencegah menyebarnya penyakit tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Kuningan, hingga akhir pekan ini, tercatat sudah 28 ekor sapi yang terpapar PMK.
Kepala Disnakan Kabupaten Kuningan, Wawan Setiawan mengatakan, sapi yang terpapar PMK tersebut berada di dua kecamatan. Yakni, Kecamatan Maleber dan Subang.
Namun, ia memastikan, sapi yang terserang PMK itu merupakan kiriman dari luar Kuningan, yakni daerah Jawa Tengah. Peternak di Kabupaten Kuningan mendatangkan sapi-sapi tersebut dengan maksud untuk penggemukkan menghadapi Lebaran mendatang. “Itu semua sapi potong. Sekarang masih hidup dan sedang dalam penanganan,’’ katanya.
Wawan memastikan, pihaknya bergerak cepat dalam menangani kasus PMK tersebut. Hal itu untuk mencegah agar PMK tidak menyebar pada ternak sapi di daerah lainnya di Kabupaten Kuningan. Apalagi, Kabupaten Kuningan memiliki sentra peternakan sapi perah yang terletak di Kecamatan Cigugur. Hingga saat ini, sapi ternak di sentra tersebut dilaporkan masih aman.
Wawan menyebutkan, upaya pencegahan PMK yang telah dilakukan di antaranya dengan melakukan vaksinasi massal. Dia menyebutkan, total ada 500 dosis vaksin telah disuntikkan kepada sapi potong, terutama milik peternak kecil. “Untuk sapi potong milik perusahaan besar, kami minta dilakukan vaksinasi mandiri,” katanya.
Selain vaksinasi, kata Wawan, para petugas di enam Puskeswan juga mengawasi mobilisasi hewan ternak dari luar daerah yang akan masuk Kuningan. Pengawasan juga dilakukan pasar-pasar hewan. “Jika ditemukan ada sapi atau kerbau yang mengalami gejala PMK, harus segera dikarantina dan diobati,” katanya.
Di sisi lain, Disnakan Kabupaten Kuningan juga menggandeng Komunitas Eco Enzyme Kabupaten Kuningan untuk menyiapkan cairan eco enzyme. Dari pengalaman serangan wabah PMK sebelumnya, sapi yang menderita PMK bisa sembuh menggunakan cairan itu.