Ahad 26 Jan 2025 14:46 WIB

Menko Zulhas Pimpin Penyaluran Bantuan Pangan ke Korban Banjir Pekalongan

Bantuan yang salurkan berasal dari berbagai lembaga, termasuk swasta.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengunjungi masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (25/1/2025). Dalam kunjungan itu Zulhas turut menyalurkan bantuan pangan untuk warga.
Foto: Pemprov Jateng
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengunjungi masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (25/1/2025). Dalam kunjungan itu Zulhas turut menyalurkan bantuan pangan untuk warga.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengunjungi masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (25/1/2025). Zulhas didampingi Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo. 

Dalam kunjungannya, Zulhas sekaligus menyalurkan bantuan pangan untuk para warga terdampak banjir. Terdapat tiga titik posko penyaluran bahan pangan, yakni Gedung Kopindo, Balai Kelurahan Bener di Kecamatan Wiradesa, dan Balai Desa Pesanggrahan di Kecamatan Wonokerto. 

 

"Kami di sini bareng-bareng menyerahkan bantuan untuk saudara-saudara kita yang terdampak banjir. Mudah-mudahan bisa meringankan," kata Zulhas. 

 

Dia menambahkan bantuan yang salurkan berasal dari berbagai lembaga, termasuk swasta. "Dari Pemprov Jateng ada beras 10 ton, tapi beberapa kali kirim, enggak sekaligus. Kalau sekaligus enggak muat tempatnya. Dari Bapanas ada 200 paket (sembako), dari Bulog 10 ton beras. Mi instan ada 500 boks, biskuit 500 boks. Dari Pinsar ada 600 kilo telur. Jadi gotong royong kita," ucapnya. 

 

Zulhas mengungkapkan masih terdapat sejumlah lembaga, termasuk perusahaan, yang turut menyalurkan bantuan untuk warga terdampak banjir di Pekalongan. PT Industri Gula Nusantara Kendal, misalnya, menyalurkan dua ton gula. Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) juga memberikan lima ton beras. 

 

Salah seorang warga Desa Pesanggrahan, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Rohmat mengungkapkan, banjir yang melanda wilayahnya dipicu jebolnya tanggul di dua titik di Sungai Sengkarang desa setempat pada Selasa (21/1/2025) malam. "Malam itu mulai jebol dan airnya masuk ke permukiman. Tingginya bisa satu meter di perkampungan. Sekarang sudah mulai surut," kata dia.

 

Sementara itu, Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana mengatakan, pihaknya terus melakukan langkah-langkah penanganan bencana di berbagai daerah di provinsi tersebut. Dia mengimbau kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya untuk tanggap terhadap bencana. Hal itu mengingat musim penghujan masih berlangsung dan tetap ada potensi terjadinya cuaca ekstrem. 

 

"Kita harus betul-betul waspada, antisipasi dan segera melakukan langkah-langkah penanggulangan terhadap kemungkinan terjadi (bencana)," ujar Nana. 

 

Longsor Pekalongan

 

photo
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengunjungi masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (25/1/2025). Dalam kunjungan itu Zulhas turut menyalurkan bantuan pangan untuk warga. - (Pemprov Jateng)

 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengungkapkan, jumlah korban meninggal akibat bencana tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, telah mencapai 25 orang. Operasi pencarian korban hilang masih berlangsung. 

 

Bergas mengatakan, operasi SAR masih dilaksanakan di Desa Kasimpar yang paling terdampak longsor. "Tadi pagi sudah ditemukan dua korban meninggal dunia. Ini masih dicari yang satu, kurang lebih di sekitaran situ," ujar Bergas saat dihubungi Republika, Sabtu (25/1/2025). 

 

Dia menambahkan, hingga Jumat (24/1/2025), jumlah korban meninggal akibat longsor di Petungkriyono berjumlah 23 jiwa. "Dua puluh tiga, tadi pagi ditambah dua, berarti sekarang 25 (korban jiwa). Masih hilang satu yang dalam pencarian," ucapnya. 

 

Menurut Bergas, operasi pencarian korban hilang, yang sudah berlangsung lima hari, bakal dilakukan hingga Senin (27/1/2025) pekan depan. Namun jika korban hilang belum ditemukan, opsi perpanjangan operasi SAR tetap terbuka. 

 

Bergas mengatakan, selain pencarian korban, tim gabungan juga terus berusaha membuka akses ke lokasi-lokasi terdampak tanah longsor di Petungkriyono. Dia menambahkan, saat ini akses sudah cukup terbuka dan mempermudah pengiriman bantuan. 

 

Menurut Bergas, kebutuhan dasar warga di lokasi terdampak longsor cukup terpenuhi. Dapur umum untuk memasok kebutuhan pangan warga juga masih beroperasi. "Mungkin kebutuhannya (warga) karena kemarin longsor, misalnya masalah listrik yang sedang diusahakan dinyalakan oleh PLN. Kemudian kebutuhan air bersih karena pipa-pipa dari mata air milik warga mungkin saja terputus," ucap Bergas. 

 

Sementara terkait pos pengungsian, Bergas mengungkapkan, fasilitas tersebut sudah disiapkan oleh Camat Petungkriyono. Namun Bergas menyebut, banyak warga yang lebih memilih untuk mengungsi ke rumah kerabatnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement