REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich mengumumkan upayanya untuk mewujudkan usulan Presiden AS Donald Trump mengenai pengosongan Gaza. Menurutnya, usulan itu akan dijadikan “kebijakan yang dapat ditindaklanjuti.”
Menurut the Times of Israel, Smotrich memuji usulan Trump untuk merelokasi sebagian penduduk Gaza ke Yordania dan Mesir, baik untuk sementara maupun permanen. Berbicara kepada wartawan menjelang pertemuan mingguan blok partai Religius Zionisme di Knesset, Smotrich menyatakan bahwa dia sedang mengerjakan "rencana eksekutif" untuk mengimplementasikan gagasan Trump.
Presiden AS Donald Trump pada hari Sabtu mengusulkan rencana kontroversial untuk “membersihkan” Gaza melalui pengusiran massal penduduknya ke negara tetangga Mesir dan Yordania, dan menganggap proposal tersebut sebagai langkah menuju “perdamaian Timur Tengah.”
Menyebut Gaza sebagai “situs pembongkaran” setelah genosida Israel, Trump mengungkapkan bahwa dia telah mendiskusikan gagasan tersebut dengan Raja Yordania Abdullah II dan merencanakan pembicaraan lebih lanjut dengan para pemimpin Mesir.
"Saya ingin Mesir menerima pengungsi. Dan saya ingin Yordania menerima pengungsi," kata Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One. Dia memperkirakan bahwa "mungkin satu setengah juta orang" dapat dipindahkan.
Trump berpendapat bahwa “relokasi” tersebut mungkin bersifat sementara atau mungkin permanen. “Sekarang ini benar-benar sebuah lokasi penghancuran, hampir semuanya dihancurkan dan orang-orang sekarat di sana,” katanya.
Mengusulkan kolaborasi dengan negara-negara Arab, Trump berkata, "Saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi berbeda di mana mereka mungkin bisa hidup damai demi perubahan."
Dalam konteks yang sama, menantu Trump dan penasihat senior kebijakan luar negeri, Jared Kushner, pada Maret telah menyerukan pengusiran massal warga Palestina dari Jalur Gaza dan pembangunan tepi laut di wilayah yang terkepung.
Dalam sebuah wawancara di Universitas Harvard dengan Profesor Tarek Masoud, Kushner menganjurkan “pembersihan” warga Palestina dari Jalur Gaza sementara “Israel” melancarkan perang genosida.
“Properti tepi laut Gaza bisa sangat berharga… jika masyarakat fokus pada peningkatan mata pencaharian,” kata Kushner kepada Masoud, ketua fakultas Inisiatif Timur Tengah di Universitas Harvard.
“Situasinya agak disayangkan di sana, tapi dari sudut pandang Israel, saya akan melakukan yang terbaik untuk memindahkan orang-orang keluar dan kemudian membersihkannya,” kata Kushner dengan santai, saat ia menyarankan pembersihan etnis terhadap lebih dari dua juta warga Palestina.