Jumat 07 Feb 2025 15:15 WIB

Serangga Jadi Menu MBG? Pakar: Tak Semua Daerah Kategorikan Serangga Edible Food

Muncul usulan serangga dijadikan menu MBG.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Erdy Nasrul
Pelajar menerima paket makanan Makan Bergizi Gratis di SD Santo Michael Bilogae, Distrik Sugapa, Kabupaten Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, Senin (20/1/2025). Kementerian Pertahanan melalui Kogabwilhan III mendistribusikan paket makan bergizi gratis sebanyak 1000 paket makan diperuntukkan bagi sekolah-sekolah di salah satu daerah rawan konflik di Disktri Sugapa menggunakan helikopter serta diolah di dapur yang dikelola TNI. Program Makan Bergizi Gratis disebut sebagai langkah besar dalam sejarah kebijakan sosial Indonesia untuk mengatasi masalah malanutrisi, stunting, serta mendorong penguatan ekonomi lokal.
Foto: Dok Kogabwilhan III
Pelajar menerima paket makanan Makan Bergizi Gratis di SD Santo Michael Bilogae, Distrik Sugapa, Kabupaten Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, Senin (20/1/2025). Kementerian Pertahanan melalui Kogabwilhan III mendistribusikan paket makan bergizi gratis sebanyak 1000 paket makan diperuntukkan bagi sekolah-sekolah di salah satu daerah rawan konflik di Disktri Sugapa menggunakan helikopter serta diolah di dapur yang dikelola TNI. Program Makan Bergizi Gratis disebut sebagai langkah besar dalam sejarah kebijakan sosial Indonesia untuk mengatasi masalah malanutrisi, stunting, serta mendorong penguatan ekonomi lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MGB) kembali menjadi sorotan usai Kepala Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengusulkan pemanfaatan serangga sebagai menu MBG. Usulan ini berangkat dari daerah tertentu yang menjadikan serangga seperti belalang dan ulat sagu sebagai sumber protein.

Menanggapi masalah ini, Dosen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Lailatul Muniroh menilai ada beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam mengadopsi serangga sebagai menu MBG. Dari segi gizi, serangga memang memiliki kandungan protein yang tinggi. Akan tetapi, tantangan utama justru datang dari aspek budaya, psikologis, dan keamanan pangan.

Baca Juga

“Memang ada beberapa daerah yang terbiasa mengonsumsi serangga. Tapi tidak semua daerah menganggap serangga sebagai edible food. Jadi hal ini betul-betul harus dipikirkan, bukan sekadar formalitas tanpa manfaat yang maksimal,” kata Lailatul dalam keterangan tertulis, seperti dikutip Jumat (7/2/2025).

Lebih lanjut Laila menjelaskan terkait kandungan gizi dalam serangga. Menurut dia, per 100 gram serangga memiliki kadar protein yang lebih tinggi dari sapi dan ayam. Serangga juga kaya akan asam amino esensial dan asam lemak tak jenuh seperti omega 3 dan omega 6.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement