REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Film ‘Our Son’ karya perdana sutradara Luhki Herwanayogi, peraih penghargaan Locarno Open Doors-Locarno Film Festival 2021 di Swiss, resmi memulai produksinya di Yogyakarta. Kota ini dipilih sebagai lokasi utama pengambilan gambar karena menjadi inspirasi penulisan film ini.
“Cerita Our Son terinspirasi dari pengamatan interaksi yang terjadi pada keluarga di
Yogyakarta, lingkungan tempat saya tumbuh. Segala cerita dan dinamikanya memantik
pertanyaan besar: Sebenarnya keluarga itu apa?” ujar Luhki.
Ia menjelaskan kedalaman latar belakang budaya dan perpaduan nilai-nilai tradisional dan modern masyarakat Yogyakarta juga menjadi alasan menarik keseluruhan proses produksi dilakukan di kota ini.
“Karya ini juga bentuk apresiasi saya terhadap perempuan, terutama sosok ibu yang
merupakan kunci keberlangsungan kehidupan umat manusia," katanya menambahkan.
‘Our Son’ adalah film drama rumah tangga yang mengisahkan dua pasangan suami-istri yang belum dikaruniai anak dan menghadapi berbagai tekanan sosial. Ketika salah satu pasangan akhirnya memiliki anak, mereka berbagi peran dalam pengasuhannya hingga kemudian terjebak dalam situasi yang rumit.
Film ini telah melalui proses pengembangan cerita yang panjang di berbagai laboratorium dan program bimbingan film, baik di level nasional serta internasional sejak tahun 2019. Dimulai dari pengembangan dan pitching di Busan Asian Film School (AFiS) perjalanan naskah ‘Our Son’ berlanjut ke Jogja Future Project Jogja-NETPAC Asian Film Festival di tahun yang sama. Tahun 2021 ‘Our Son’ mendapat dukungan untuk pengembangan naskah di Locarno Open Doors Hub di Locarno Film Festival, Swiss. Setahun kemudian mengikuti workshop pengembangan produksi untuk produser film Eropa dan Asia di Ties That Bind 2022, serta JFW Producers Lab di Jakarta Film Week 2023.
Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor ternama di dunia perfilman Indonesia, seperti Raihaanun, Della Dartyan, Ariyo Wahab, Iedil Dzuhrie Alaudin, dan pemeran cilik Farrell Rafisqy.
Raihaanun menyatakan dirinya bertemu Yogi (sutradara) dan Iqbal (produser) di Yogyakarta dan dapat cerita ini. "Garis besarnya saya senang karena lama tidak ada film di Indonesia yang kompleks," katanya.
Ia juga menceritakan tentang karakternya dalam film ini yang merupakan perempuan metropolitan dan easy going.
"Sebagai orang yang lahir dan pernah lama tinggal di Yogyakarta saya akrab dengan suasana yang diangkat dalam film ini, sehingga bisa relate dengan tokoh yang saya perankan," kata Della Dartyan.
Sosok Elli menurutnya memiliki karakter sebagai seorang perempuan yang lahir dan besar di Yogyakarta dan sangat lurus. 'Our Son’ diproduksi melalui kolaborasi dua rumah produksi, Catchlight Pictures yang berbasis di Yogyakarta dan Qun Films yang berbasis di Jakarta.
Proses produksi hingga pasca produksi ‘Our Son’ melibatkan kru film berpengalaman dari Indonesia dan juga Director of Photography asal Singapura, James Hia. Keterlibatannya diharapkan memberi perspektif sinematografi yang berbeda pada film ini.
Saat ini, film Indonesia sedang berada dalam momentum yang sangat baik dengan berhasil menarik lebih dari 78 juta penonton pada tahun 2024, meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Film drama rumah tangga juga semakin mendapatkan perhatian besar di kalangan penikmat film.
‘Our Son’ akan dirilis pada kuartal ke-4 tahun 2025 melalui festival film internasional, disusul melalui berbagai jejaring bioskop di seluruh Indonesia. “Semoga kehadiran Our Son dapat turut meramaikan dunia perfilman Indonesia dan mendapatkan sambutan yang baik dengan menyajikan cerita yang relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari banyak keluarga," ujar produser dari Catchlight Pictures, Iqbal Hamdan.