Selasa 04 Mar 2025 19:35 WIB

Momen Pengungsi di Perum Gede Permai Bekasi Berbuka Puasa

Beberapa pengungsi tetap berpuasa dan berbuka seadanya.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Indira Rezkisari
Masyarakat berbuka puasa di tenda pengungsian di Perum Pondok Gede Permai, Selasa (4/3/2025).
Foto: Republika/Muhammad Noor Alfian Choir
Masyarakat berbuka puasa di tenda pengungsian di Perum Pondok Gede Permai, Selasa (4/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI –- Bencana banjir yang merendam Perumahan Pondok Gede Permai Bekasi pada Selasa (4/3/2025) pagi tak menyurutkan niat Puji (58 tahun) dan keluarganya menunaikan ibadah puasa. Setelah seharian menahan lapar dan dahaga akhirnya ia bisa membatalkan tepat saat adzan Maghrib lirih berkumandang.

“Alhamdulillah saya kuat puasa walaupun nggak sahur. Ini membatalkan pakai nasi, tapi masih nunggu air,” kata Puji, Selasa (4/3/2025).

Baca Juga

Puji menceritakan sebenarnya yang puasa di keluarganya ada tiga orang. Namun, anaknya terpaksa membatalkan karena sangat lelah.

“Alhamdulillah saya puasa bertiga sama anak saya juga tapi dia sudah capek banget ke sana ke mari. Kasihan, jadi saya suruh batal saja,” katanya.

Ia mengungkap alasan kuat berpuasa lantaran memantapkan niat untuk mencari pahala. Ia tak menafikan kalau kekuatannya karena merasa dikuatkan oleh Allah SWT di tengah bencana banjir yang melanda. “Daripada kita nggak makan mending puasa sekalian dapat pahala, kan,” katanya.

Warga lainnya, Virda (35) mengaku sayang apabila harus membatalkan puasanya. Ia mengatakan sebelum banjir menerjang sempat menyantap sahur meski sedikit. “Iya puasa, sayang kalau dibatalin juga. Sempat sedikit, tapi air keburu masuk,” katanya.

Di sela-sela menjelang buka puasa, ia mengaku membeli minuman dan mi instan untuk membatalkan. “Kalau nunggu kelamaan, ini untuk membatalkan saja. Beli mi instan sama gorengan, nasi belum,” katanya.

Di sisi lain, Atika (38) salah seorang warga Lampung yang menginap di perumahan tersebut mengungkapkan harus rela membatalkan puasanya karena tubuhnya gemetar. Ia mengatakan baru tiba dari Lampung Senin (3/3/2025) kemarin.

“Puasa kan nggak jadi masalah juga sebenarnya, cuma karena nggak kuat lagi badan gemetar basah semua,” katanya.

Atika juga sempat mengaku pasrah saat banjir menerjang dirinya. Ia sempat shalat subuh di tengah banjir dan merasa itu mungkin shalat terakhirnya. “Saya juga sempat shalat subuh juga sih pas air itu datang ke atas saya shalat. Ya Allah saumpama saya di sini kenapa-kenapa saya diberikan kesempatan shalat yang terkahir kali. Sambil nangis nggak tahu lagi harus bagaimana,” katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ESG Now (@esg.now)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement