Jumat 07 Mar 2025 14:47 WIB

Menlu Turki akan Hadiri Rapat Akbar Blok Islam tentang Palestina

Pertemuan luar biasa ini akan membahas agresi Israel.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Recep Tayyip Erdogan
Foto: EPA-EFE/Thaier Al-Sudani
Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan akan menghadiri rapat akbar Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Jumat (7/3/2025). Pertemuan luar biasa ini akan membahas agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap Palestina dan pengusiran warga Gaza dari tanah mereka. 

Dilansir Anadolu Agency, Jumat (7/3/2025), pertemuan yang akan digelar di Jeddah tersebut bertujuan untuk menyampaikan sikap bersama dari para anggota OKI terhadap seruan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk pemindahan paksa warga Palestina. 

Baca Juga

Pembahasan juga akan mencakup rencana rekonstruksi Jalur Gaza yang diadopsi pada Selasa (4/3/2025) kemarin dalam pertemuan puncak darurat Liga Arab.

Selama pertemuan tersebut, Fidan diharapkan akan menekankan hak yang tidak dapat dicabut dari warga Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan menegaskan kembali komitmen Turki untuk membela hak-hak mereka. 

Ia akan menekankan bahwa rencana apa pun untuk mengusir warga Palestina dari Gaza tidak dapat diterima dan melanggar hukum internasional.

Fidan juga akan menyoroti pentingnya fokus pada rekonstruksi Gaza dan menegaskan kembali dukungan Ankara terhadap rencana rekonstruksi para pemimpin Arab. Selain itu, ia akan menyerukan upaya bersama yang lebih intensif untuk memajukan pengakuan Palestina sebagai negara merdeka.

Ia juga diharapkan menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan gencatan senjata permanen di Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa gangguan.

Pertemuan puncak darurat Arab di Kairo pada Selasa (4/3/2025) mengadopsi rencana rekonstruksi Mesir senilai 53 miliar dolar AS untuk membangun kembali Jalur Gaza tanpa menggusur warga Palestina dari tanah mereka.

Usulan Arab muncul setelah rencana Trump untuk "mengambil alih" Gaza dan memukimkan kembali warga Palestina untuk mengembangkannya menjadi apa yang disebutnya "Riviera Timur Tengah." Rencana itu pun ditolak oleh dunia Arab dan banyak negara lain, yang mengatakan bahwa hal itu sama saja dengan pembersihan etnis.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement