Senin 10 Mar 2025 05:38 WIB

Bijak Bermedsos Selama Ramadhan: Selektif Scroll, Jaga Jempol

Menurut psikolog, penting memiliki batasan dan bijaksana saat berinteraksi di medsos.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Media sosial (ilustrasi). Psikolog menyebut pentingnya memiliki batasan dan sikap bijaksana saat berinteraksi di media sosial selama Ramadhan.
Foto: www.freepik.com
Media sosial (ilustrasi). Psikolog menyebut pentingnya memiliki batasan dan sikap bijaksana saat berinteraksi di media sosial selama Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ramadhan dinilai menjadi bulan yang tepat untuk meningkatkan ibadah dan memperbaiki diri, termasuk dalam cara bermedia sosial. Guru Besar Ilmu Psikologi Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim, menyebut pentingnya memiliki batasan dan sikap bijaksana saat berinteraksi di media sosial selama Ramadhan.

Rose mengatakan salah satu cara untuk bijak dalam bermedia sosial adalah dengan mengurangi interaksi yang tidak perlu. Menurut dia, saat seseorang terlalu aktif di media sosial, sering kali muncul dorongan untuk turut mengomentari hal-hal yang berpotensi memicu konflik.

Baca Juga

“Jadi apabila di bulan puasa, mengurangi interaksi di media sosial itu akan lebih baik. Karena selama Ramadhan seharusnya kita memperbanyak ibadah, dan bukan melakukan hal-hal yang sebetulnya tidak bermanfaat bagi diri kita,” kata Rose saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (9/3/2025).

Selama menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan, Rose juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga interaksi di media sosial agar tetap positif. Jika menemukan konten negatif atau provokatif, sebaiknya tidak perlu dikomentari.

“Daripada terpancing emosi, lebih baik fokus pada hal-hal yang bisa meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan,” kata Prof Rose.

Cara bijak dalam bermedia sosial juga bisa dilakukan dengan selalu berhati-hati dalam membuat dan membagikan unggahan di media sosial. Prof Rose menyarankan agar setiap unggahan dikaji terlebih dahulu, apakah memiliki nilai edukasi, kebermanfaatan, dan sesuai dengan nilai agama.

Dia juga menyoroti kebiasaan scrolling media sosial untuk mengisi waktu luang menjelang buka puasa. Menurutnya, kebiasaan ini sebaiknya dihindari dan diubah menjadi kegiatan yang lebih bermakna.

“Menurut saya, lebih baik kita berzikir, membaca Alquran, atau mendengarkan kajian dan membahas sesuatu yang bermanfaat lainnya,” kata Prof Rose.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement