Senin 10 Mar 2025 14:53 WIB

Suriah Terancam Perang Saudara, Muncul Laporan Eksekusi Massal ke Alawite Pro-Assad

Bentrokan antara milisi propemerintah Sharaa dan pendukung Assad tewaskan 1.000 jiwa.

Keluarga dan tetangga menghadiri prosesi pemakaman empat anggota pasukan keamanan Suriah yang tewas dalam bentrokan dengan loyalis Presiden terguling Bashar Assad di pesisir Suriah, di desa Al-Janoudiya, sebelah barat Idlib, Sabtu (8/3/2025).
Foto: AP/Omar Albam
Keluarga dan tetangga menghadiri prosesi pemakaman empat anggota pasukan keamanan Suriah yang tewas dalam bentrokan dengan loyalis Presiden terguling Bashar Assad di pesisir Suriah, di desa Al-Janoudiya, sebelah barat Idlib, Sabtu (8/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden transisi Suriah Ahmed al-Sharaa kini tengah berjuang keras untuk menghentikan aksi kekerasan paling mematikan dalam 13 tahun perang saudara di negara tersebut. Bentrokan terjadi antara loyalis presiden terguling Bashar al-Assad dengan milisi yang menjadi penguasa baru negara itu.

Bentrokan, yang menurut kelompok pemantau perang telah menewaskan 1.000 orang, sebagian besar warga sipil, di jantung pesisir kampung halaman al-Assad.

Baca Juga

Komandan tertinggi kelompok bersenjata Kurdi Suriah, yang pasukannya terlibat dalam pertempuran terpisah dengan Turki, menyalahkan faksi-faksi didukung Turki atas beberapa kekerasan tersebut. Ada laporan eksekusi terhadap warga sipil termasuk kepada sekte Alawite al-Assad. Turki tidak segera menanggapi tuduhan tersebut.

Kantor Presiden al-Sharaa sedang membentuk komite independen untuk menyelidiki bentrokan dan pembunuhan oleh kedua belah pihak. Warga Suriah telah menyebarkan video-video grafis tentang eksekusi oleh para pejuang. Reuters tidak dapat segera memverifikasi video-video tersebut.

Sumber keamanan Suriah mengatakan laju pertempuran telah melambat di sekitar kota Latakia, Jabla, dan Baniyas. Sementara pasukan menyisir daerah pegunungan di sekitar tempat sekitar 5.000 pemberontak yang setia kepada al-Assad bersembunyi.

Al-Sharaa, yang menghadapi tantangan untuk memerintah negara yang penuh dengan ketegangan antar-faksi, mendesak warga Suriah untuk tidak membiarkan ketegangan sektarian semakin mengganggu stabilitas negara.

“Kita harus menjaga persatuan nasional dan perdamaian dalam negeri, kita bisa hidup bersama,” kata Sharaa di sebuah masjid di lingkungan masa kecilnya di Mazzah, di Damaskus dilansir Al Arabiya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement