Selasa 11 Mar 2025 14:58 WIB

Kisah Abu Sufyan Memeluk Islam

Sebelumnya, Abu Sufyan termasuk petinggi Quraisy yang memusuhi Islam.

Ilustrasi Abu Sufyan akhirnya masuk Islam dengan penuh kesadaran
Foto: Republika
Ilustrasi Abu Sufyan akhirnya masuk Islam dengan penuh kesadaran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Betapa besar kemuliaan orang-orang yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad SAW dan pernah menjumpainya serta menyatakan beriman kepadanya. Bagaimanapun besar dosa dan kerusakan yang mereka lakukan pada masa pra-Islam, agama ini menyambutnya dengan terbuka. Seorang yang mualaf laksana bayi yang baru lahir ke dunia, kembali kepada fitrahnya dalam keadaan suci.

Hal itulah yang terjadi pada Abu Sufyan bin al-Harits (bedakan dari Abu Sufyan bin Harb). Awalnya, dia merupakan dedengkot kaum musyrikin Makkah. Dia juga orang dekat Abu Lahab, "Firaun-nya umat zaman Nabi SAW."

Baca Juga

Bahkan, Rasulullah SAW pernah mengimbau kaum Muslimin agar dapat membunuhnya. Sebab, yang bersangkutan sudah sering membuat onar, memerangi Islam, dan mengucapkan kata-kata yang menghina risalah tauhid ini.

Dalam Perang Badar, Abu Sufyan tampil terdepan untuk memukul mundur barisan Muslimin. Apa daya, pasukan musyrikin Quraisy justru kocar-kacir menghadapai sekira 313 pasukan Muslimin.

"Kami berhadapan dengan orang-orang yang berpakaian serba putih. Mereka mengendarai kuda hitam (berwarna) belang putih. Mereka menyerbu dari langit dan bumi. Tidak serupa dengan satu pun yang pernah kita lihat. Mereka pun tidak terhalangi apa pun," tutur Abu Sufyan bin al-Harits saat ditanya Abu Lahab tentang keadaan pasukan di Badar.

Saat itu, keyakinannya masih musyrik. Abu Sufyan belum tahu, itulah pasukan malaikat yang menolong Rasul-Nya dalam menumpas balatentara kafir musyrikin.

Tahun demi tahun silih berganti. Sesudah hijrah ke Yastrib (Madinah), posisi umat Islam kian jaya. Tinggal menunggu waktu, maka Makkah akan dikepung dan dikuasai pasukan Muslimin.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement