Rabu 12 Mar 2025 19:30 WIB

Merapi Luncurkan 15 Kali Guguran Lava dan 253 Kali Gempa

BPPTKG juga mencatat kegempaan Merapi masih cukup tinggi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (21/7/2024). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 21 Juli 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB Gunung Merapi yang berstatus siaga (level III) itu mengalami 31 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya.
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (21/7/2024). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 21 Juli 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB Gunung Merapi yang berstatus siaga (level III) itu mengalami 31 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi meluncurkan 15 kali guguran lava dalam 24 jam terakhir atau Senin, 11 Maret 2025. Guguran lava tersebut mengarah ke Kali Sat/Putih, Kali Krasak, dan Kali Bebeng. 

“Jarak luncur maksimum (guguran lava mencapai) 1.800 meter,” kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Rabu (12/3/2025). 

Selain guguran lava, intensitas kegempaan Merapi juga masih cukup tinggi. Terkait dengan kegempaan Merapi, BPPTKG juga mencatat masih cukup tinggi.

Dalam 24 jam terakhir, total terjadi 253 kali kegempaan di Merapi. “Rinciannya, terjadi 138 kali gempa guguran dan 115 kali gempa fase banyak atau hybrid,” ungkap Agus. 

Mengingat aktivitas vulkanik yang masih cukup tinggi, BPPTKG menetapkan tingkat aktivitas Merapi saat ini masih di level 3 atau siaga. Untuk itu, potensi bahaya Merapi masih berupa guguran lava dan awan panas guguran (APG).

“Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG), terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” jelas Agus. 

Potensi bahaya tersebut dapat terjadi pada sektor selatan–barat daya yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Selain itu,  juga pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. 

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. “Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement