Kamis 17 Apr 2025 22:01 WIB

Radikal Hindu India Kembali Berulah, Tolak Produk Halal dan Cara Penyembelihan Islami

Radikal Hindu di India ajukan petisi menolak produk halal.

Ilustrasi Hindu India. Radikal Hindu di India ajukan petisi menolak produk halal.
Foto: India's Press Information Bureau/Handout via
Ilustrasi Hindu India. Radikal Hindu di India ajukan petisi menolak produk halal.

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI— Umat Hindu radikal telah berkampanye menentang penggunaan produk halal termasuk daging meskipun daging merupakan bagian penting dari kepercayaan Muslim.

Keberatan bahwa daging halal dan jhatka tidak manusiawi karena melibatkan penderitaan yang cukup besar bagi hewan telah mengadu domba umat Hindu radikal dengan keyakinan agama.

Baca Juga

Sebuah petisi yang diajukan ke Pengadilan Tinggi Bombay tahun ini menuntut agar produk daging di negara ini diberi label "manusiawi" dan "tidak manusiawi", dengan alasan bahwa metode penyembelihan ritual untuk daging halal dan jhatka termasuk dalam kategori yang terakhir.

Para penggagas petisi ini mengklaim bahwa label-label tersebut akan memungkinkan konsumen untuk membuat keputusan yang cermat dan terinformasi mengenai jenis daging yang ingin mereka konsumsi.

Dikutip dari salamgateway, Kamis (17/4/2025), petisi yang diajukan oleh advokat berusia 23 tahun, Virat Agarwal, dan akan disidangkan pada tanggal 21 Maret 2022 oleh sebuah panel yang terdiri dari Hakim Agung Dipankar Dutta dan Hakim MS Karnik, menyatakan bahwa konsumen harus diberi tahu tentang cara penyembelihan hewan agar mereka dapat menentukan pilihan dengan tepat.

Agarwal yang berbasis di Mumbai mengatakan bahwa Pengadilan Tinggi Delhi sebelumnya telah membentuk sebuah komite untuk memeriksa metode-metode kejam di rumah-rumah jagal Delhi dan laporannya menyiratkan bahwa halal dan jhatka adalah metode yang tidak manusiawi dalam penyembelihan hewan.

BACA JUGA: Ayat Terakhir yang Dibaca Umar Bin Khattab dan Tangisan para Sahabat Iringi Kematiannya

Kedua konsep ini merupakan metode penyembelihan hewan untuk konsumsi di komunitas yang berbeda. Sementara umat Muslim mengikuti metode halal, umat Sikh lebih memilih jhatka. Umat Hindu biasanya mengonsumsi daging halal dan jhatka.

BACA JUGA: Ayat Terakhir yang Dibaca Umar Bin Khattab dan Tangisan para Sahabat Iringi Kematiannya

Dalam bahasa Hindi, jhatka berarti cepat. Dalam metode ini, kepala hewan dipenggal dengan cepat dalam satu pukulan dan hewan tersebut mati seketika.

Dalam penyembelihan halal, hewan disembelih secara perlahan dengan menguras habis darahnya. Makanan halal mengacu pada makanan yang disiapkan sesuai dengan hukum Islam. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement