Jumat 16 May 2025 09:55 WIB

Lingkar Pinggang Dianjurkan tak Lebih dari Setengah Tinggi Badan, Mengapa? Ini Kata Ahli Kesehatan

Peningkatan lemak di perut tingkatkan risiko penyakit diabetes tipe 2 hingga jantung.

 Mengukur lingkar pinggang (ilustrasi). Memastikan lingkar pinggang tidak melebihi setengah dari tinggi badan merupakan indikator krusial untuk memprediksi dan mencegah berbagai masalah kesehatan.
Foto: Republika/Mardiah
Mengukur lingkar pinggang (ilustrasi). Memastikan lingkar pinggang tidak melebihi setengah dari tinggi badan merupakan indikator krusial untuk memprediksi dan mencegah berbagai masalah kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli kesehatan mengingatkan untuk memastikan lingkar pinggang tidak melebihi setengah dari tinggi badan. Ukuran lingkar pinggang dinilai dapat menjadi indikator krusial untuk memprediksi dan mencegah berbagai masalah kesehatan serius pada kemudian hari.

Penumpukan lemak berlebih di area perut, yang sering kali tidak terdeteksi hanya dengan mengandalkan berat badan atau Indeks Massa Tubuh (BMI) semata, ternyata memiliki korelasi kuat dengan peningkatan risiko penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga beberapa jenis kanker. Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menilai apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat adalah BMI. Bagi sebagian besar orang, BMI dapat secara akurat mengukur apakah berat badan mereka sesuai dengan tinggi badan. Rentang BMI antara 18 hingga 25 dianggap berat badan sehat, 25 hingga 30 menunjukkan kelebihan berat badan, dan di atas 30 dikategorikan sebagai obesitas.

Baca Juga

Namun, Lembaga Kesehatan dan Perawatan Nasional (Nice) di Inggris menyatakan bahwa orang dewasa dengan BMI di bawah 35 juga harus mengukur rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan mereka untuk menjaga kesehatan. Dengan menggunakan rasio ini bersamaan dengan BMI, individu dapat mengetahui apakah mereka membawa lemak berlebih di sekitar perut.

Lemak visceral ini diketahui meningkatkan risiko berbagai kondisi serius, termasuk diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.

Siapa pun yang ingin mengetahui rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badannya dapat menggunakan kalkulator daring atau meminta bantuan profesional kesehatan untuk menghitungnya. Untuk mengukur lingkar pinggang, seseorang harus menemukan bagian bawah tulang rusuk dan bagian atas pinggul, melilitkan pita pengukur di sekitar pinggang di tengah kedua titik tersebut, dan mengembuskan napas secara alami sebelum melakukan pengukuran.

Sebagai contoh, seorang wanita dengan tinggi badan 163 cm dan lingkar pinggang 74 cm akan memiliki rasio yang sehat. Namun, jika lingkar pinggangnya mencapai 81 cm, rasionya akan masuk ke dalam kategori tidak sehat. Seorang pria dengan tinggi badan 178 cm akan berisiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan jika lingkar pinggangnya mencapai 91 cm.

Pedoman tersebut menyatakan bahwa rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan yang sehat adalah 0,4 hingga 0,49, yang menunjukkan tidak adanya peningkatan risiko kesehatan. Rasio 0,5 hingga 0,59 menempatkan seseorang pada peningkatan risiko masalah kesehatan, sementara rasio 0,6 atau lebih menunjukkan risiko masalah kesehatan yang paling tinggi.

Menurut Direktur Pusat Pedoman Nice, dr Paul Chrisp, mengatakan pedoman ini menawarkan cara yang sederhana dan efektif bagi masyarakat untuk mengukur berat badan mereka. "Pedoman ini menawarkan cara sederhana dan efektif bagi masyarakat untuk mengukur berat badan mereka sehingga mereka dapat memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mereka dan mengambil tindakan untuk mengatasinya," ujarnya dikutip dari laman The Guardian.

Dia mengatakan Komite Nice menemukan bahwa manfaat jelas dari penggunaan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan adalah kemudahan bagi individu untuk mengukurnya sendiri, menginterpretasikan hasilnya, dan mencari nasihat medis jika mereka berada pada peningkatan risiko kesehatan. Pedoman ini juga menetapkan cara-cara untuk menilai obesitas pada anak-anak dan menyatakan bahwa rencana yang disesuaikan harus dipertimbangkan untuk anak-anak dengan BMI tinggi atau rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan di atas 0,5.

Anggota komite pedoman Nice, Profesor Rachel Batterham, seorang konsultan di bidang obesitas, diabetes, dan endokrinologi, menjelaskan bahwa peningkatan lemak di perut meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai penyakit yang membatasi hidup, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. "Rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan adalah ukuran yang sederhana dan mudah digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan dan akan mendapatkan manfaat dari dukungan pengelolaan berat badan untuk meningkatkan kesehatan mereka," ujarnya.

photo
Infografis Diet untuk Jantung Sehat - (republika.co.id)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement