REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Direktur Bank Muamalat Indonesia, Arviyan Arifin, mengatakan Muamalat berencanan melakukan proyek pembiayaan sindikasi bernilai Rp 250 juta dolar AS. Proyek ini akan membiayai pembangunan dua pembangkit listrik.
Namun demikian, Arviyan enggan menyebutkan berapa total dana yang bakal dikeluarkan Muamalat. ''Yang pasti nantinya Muamalat berperan sebagai lead arranger,'' ungkapnya.
Hingga kini, bisnis korporasi Muamalat didominasi service hingga 31 persen. Transportasi berkontribusi 14 persen, sementara sisanya energi dan perdagangan.
Muamalat membukukan aset Rp 21,6 triliun pada kuartal pertama 2011. Bank syariah ini mencatat kenaikan 45,8 persen (year on year atau yoy) jika dibandingkan dengan posisi Maert 2010 sebesar Rp 14,84 triliun.
Kenaikan tersebut ditunjang dengan pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Pembiayaan meningkat 49,0 persen menjadi Rp 17,4 triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp 12,03 triliun. DPK tumbuh hingga 54,7 persen menjadi Rp 17,5 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 12,03 triliun.