Kamis 16 Jun 2011 19:17 WIB

Aset Perbankan Syariah Turun Sekitar 1 Persen

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Aset perbankan syariah pada April 2011 kembali mengalami penurunan. Dari statistik perbankan yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI), Kamis (16/6) aset perbankan syariah turun sekitar satu persen dari Maret 2011 sebesar Rp 101,189 triliun menjadi Rp 100,568 triliun.

Penurunan aset ini terlihat seiring turunnya penyaluran dana perbankan syariah dari Rp 98,442 triliun menjadi Rp 98,426 triliun. Meskipun pembiayaan, baik dalam rupiah maupun valas cukup meningkat, dari Rp 74,253 triliun menjadi Rp 75,771 triliun, namun penyaluran dana antar bank mengalami penurunan.

Statistik menunjukan sektor ini turun dari Rp 3,488 triliun menjadi Rp 3,352 triliun. Hal ini juga diikuti penurunan penempatan dana di BI, dari Rp 13,689 triliun menjadi Rp 11,897 triliun.

Meskipun demikian, dana pihak ketiga (DPK) terlihat meningkat dari Rp 79,651 triliun menjadi Rp 79,862 triliun. Walau deposito dan tabungan cukup mengalami peningkatan, namun sayangnya giro justru turun dari Rp 7,736 triliun menjadi Rp 7,127 triliun.

Khusus untuk klasifikasi perbankan, bank umum syariah (BUS) ternyata dominan dalam penurunan aset ini. Per April 2011, aset BUS turun dari sekitar dua persen, dari Rp 83,198 triliun menjadi Rp 81,981 triliun.

Penyaluran dana turun dari posisi, Rp 80,486 triliun menjadi Rp 79,402 triliun. Sementara sumber dana juga terlihat mengalami penurunan dari Rp 73,486 triliun menjadi Rp 72,261 triliun.

Meski pembiayaan meningkat dari Rp 61,904 triliun menjadi Rp 62,906 trilin, DPK mengalami penurunan sedikit dari Rp 67,982 triliun menjadi Rp 67,446 triliun. Untuk tabungan dan giro rupiah misalnya, masing-masing mengalami penurunan menjadi  Rp 19, 664 triliun dari Rp 19,911 triliun dan dari Rp 6,675 triliun menjadi Rp 5,816 triliun.

Situasi berbeda justru terlihat pada aset unit usaha syariah (UUS). Terjadi peningkatan aset sekitar satu persen menjadi Rp 18,587 triliun dari Rp 17,991 triliun. Peningkatan ini terjadi seiring pertumbuhan pembiayaan, dari Rp 12,349 triliun menjadi Rp 12,856 triliun. Sedangkan DPK tumbuh dari Rp 11,669 triliun menjadi Rp 12,416 triliun.

Peningkatan aset juga terlihat dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Terjadi kenaikan aset 0,1 persen dari Rp 2,884 triliun menjadi Rp 2,887 triliun. Pembiayaan mengalami pertumbuhan dari posisi Rp 2,217 triliun menjadi Rp 2,164 triliun. Sedangkan DPK meningkat dari Rp 1,672 triliun menjadi Rp 1,708 triliun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement