Kamis 28 Jul 2011 20:04 WIB

Pembiayaan KLM BRI Syariah Tembus Rp 15 Miliar

Rep: sefti oktarisa/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah mencatat pencapaian signifikan pada pembiayaan berbasis emas, kepemilikan logam mulia (KLM). Produk yang diluncurkan Juni 2011 lalu ini, kini mencapai Rp 15 miliar.

Menurut Chief of Retail Banking BRI Syariah Khairullah kemunculan KLM sebagai inovasi baru dalam bisnis perbankan syariah menyebabkan KLM mendapat apresiasi baik di pasar. ''Produk ini memang diinginkan karena menawarkan pembelian emas dengan mencicil,'' katanya pada wartawan saat ditemui dalam Gathering BRI Syariah, Kamis (28/7).

Selama satu bulan diluncurkan, ia berujar total nasabah telah mencapai 460 hingga 500 orang. Tenor pendek mendominasi peningkatan KLM, di mana nasabah menyukai pencicilan emas selama 24 bulan dan 36 bulan dengan jumlah berat emas 24 hingga 100 gram.

''Kini komposisi KLM masih di bawah 10 persen dari total pembiayaan,'' jelasnya. Namun ia optimis, BRI Syariah bisa mencapai target KLM hingga akhir tahun Rp 500 miliar. Khairullah mengatakan sosialisasi bakal terus dilakukan melalui cabang untuk mengembangkan KLM.

Ia berujar akan terus mengevaluasi organisasi untuk terus memperbaiki sistem pemasaran KLM.''Kita juga lakukan program khusus,'' ujarnya. Untuk Hari Raya Idul Fitri nanti, BRI Syariah menyiapkan program KLM berhadiah emas.

Menurut Product Development Departement Head Maryana Yunus, salah satu penyebab KLM dengan tenor pendek digemari terkait ketertarikan masyarakat berinvestasi untuk kebutuhan yang sudah direncanakan. 'Mungkin mereka butuh untuk investasi anak sekolah atau pergi haji tiga hingga lima tahun mendatang,'' jelasnya.

KLM membidik individu kelas menengah yang telah memiliki tabungan atau deposito namun masih ingin berinvestasi melalui logam mulia. Pembiayaan ini memiliki tenor beragam mulai dari enam hingga 15 tahun.

Untuk memulai pembiayaan nasabah harus membayar uang muka 15 persen dari harga emas. BRI Syariah menggunakan akad Qard dan Ijarah.

Qard merupakan akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan mewajibkan nasabah mengembalikan dana yang diterima di mana bank memungut fee (ujrah). Ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna manfaat suatu barang atau jasa.

Selain KLM, gadai emas merupakan pembiayaan emas lainnya yang coba digarap BRI Syariah. Pembiayaan ini kini meningkat menjadi Rp 760 miliar dari posisi Desember 2010 Rp 626,67 miliar. Berbeda dengan KLM yang masih merintis. Gadai emas diminati masyarakat di sejumlah wilayah seperti Padang, Pekanbaru, Surabaya dan Makassar.

Selain itu, untuk pembiayaan lainnya, mikro, ritel dan konsumer ditargetkan mendominasi pembiayaan hingga 80 persen. BRI Syariah juga ekspansif menggenjot produk kredit pemilikan rumah (KPR), dana talangan haji (DTH), dana talangan umrah (DTU) dan mikro.

Sebelumnya di semester pertama 2011, BRI Syariah mencatat kenaikan aset sebesar 12 persen menjadi Rp 7,7 triliun, dari Maret 2011 Rp 6,9 triliun. Pembiayaan meningkat menjadi Rp 6 triliun dari sebelumnya Rp 5,8 triliun sedangkan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp 6,35 triliun dari sebelumnya Rp 5,8 triliun.

Hingga akhir 2011, BRI Syariah menargetkan aset mencapai Rp 10 triliun. Pembiayaan diharapkan menembus angka Rp 9,9 triliun sedangkan DPK sebesar Rp 9 triliun. BRI Syariah beroperasi sejak Januari 2009. Anak usaha BRI ini memiliki 100 kantor cabang, 155 unit mikro dan 75 unit gadai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement