REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Rencana Departemen Keuangan Nasional Afrika Selatan untuk memperkenalkan obligasi Islam mendapatkan dukungan kuat sejumlah kalangan. Karena, langkah itu akan membantu meningkatkan perekonomian negara.
"Saya yakin rencana ini atas permintaan negara-negara Timur Tengah. Karena, Afrika Selatan sebenarnya memiliki populasi Muslim yang kecil," Kokkie Kooyman, Kepala Manajemen Investasi Sanlam, Senin (23/1).
Departemen Keuangan Nasional telah mengumumkan rencana memperkenalkan obligasi syariah. Hal tersebut sebagai bagian dari upaya mengikuti 'ledakan' industri perbankan Islam.
Instrumen keuangan lainnya yang direncanakan oleh Departemen Keuangan termasuk Mudarabah. Yaitu, salah satu bentuk kemitraan antara bank investasi dan bisnis yang berbagi risiko dan kerugian. Ada juga Murabah yaitu transaksi di mana bank membeli aset kemudian segera menjualnya kepada pelanggan dengan harga yang telah disetujui sebelumnya dan dibayar dengan cicilan lebih tinggi.
Keuangan Islam bukanlah hal yang baru di Afrika Selatan. Sebab, sudah banyak berbagai bank dan investasi menawarkan produk ini.
Kooyman mengatakan penawaran syariah patut dikejar. Karena, hasil akhirnya sama dengan bank konvensional. "Kembalinya juga tidak jauh berbeda bagi investor biasa," katanya.