Senin 14 Jul 2025 17:07 WIB
Kasus Beras Premium Oplosan

Respons Isu Beras Oplosan: Pedagang Baru Tahu, Pembeli tak Masalah Asal Nasi Masih Layak Konsumsi

Pedagang justru resah dengan naiknya harga beras secara keseluruhan.

Rep: mg160/ Red: Andri Saubani
Arief, penjual beras di Toko Beras Cirebon, Pasar Bukit Duri, Tebet, Jakarta, Senin (14/7/2025).
Foto: Republika/mg160
Arief, penjual beras di Toko Beras Cirebon, Pasar Bukit Duri, Tebet, Jakarta, Senin (14/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu beras premium oplosan yang kini tengah mencuat ke publik ternyata belum banyak diketahui oleh pedagang dan pembeli di Pasar Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Sejumlah pedagang mengaku hanya mendengar kabar isu beras premium oplosan ini hanya sepintas, sementara sebagian pembeli mengaku tak terlalu mempermasalahkan asalkan kualitas nasi masih layak konsumsi.

“Saya malah baru dengar isunya ramai lagi,” ujar Arief (45) penjual Toko Beras Cirebon yang ditemui Republika, Senin (14/7/2025).

Baca Juga

“Kalaupun ada (beras) oplosan, mungkin dari pusatnya sana. Kita di sini tinggal terima barang saja, terus jual secara eceran,” kata Arief menambahkan.

Menurutnya, beras-beras yang ia jual datang dari berbagai daerah lewat pasar induk seperti Cipinang. “Biasanya dari Solo, Cianjur, Serpong, macam-macam. Saya sih nggak tahu prosesnya di sana gimana,” katanya.

Arief juga mengaku belum merasakan dampak langsung dari isu oplosan terhadap penjualannya. “Selama masih bisa dimasak dan harganya masuk, ya orang tetap beli. Walaupun tampilannya jelek, asal nasinya enak, yaudah.

Paksi (24), pedagang beras lainnya, punya pendapat senada. Ia justru lebih resah dengan naiknya harga beras secara keseluruhan.

“Yang biasanya belanja Rp650 ribu, sekarang bisa Rp700 ribu lebih. Semua barang naik. Katanya sih karena truk-truk distribusi banyak yang nggak jalan,” ujarnya.

Salah satu pembeli beras di Toko Beras Cirebon, Sudarmanto (58), yang juga menjual beras di rumahnya, mengaku tidak terlalu mempermasalahkan soal isu beras oplosan. “Saya sih jualnya asli, nggak dioplos. Konsumen juga nggak pernah komplain, yang penting masaknya pulen dan rasanya enak.”

photo
Sudarmanto, salah satu pembeli beras di Pasar Bukit Duri, Tebet, Jakarta, Senin (14/7/2025). - (Republika/mg160)

Pembeli lain, Hartono (55) mengaku pernah menyaksikan langsung praktik pencampuran beras saat berbelanja di Cipinang. “Pernah lihat ada toko yang nyampur beras dari dua karung beda. Tapi saya cuma lewat saja, ngelihat dari jarak lima meter. Nggak tahu itu oplosan atau gimana,” tuturnya.

Baginya, pencampuran beras seperti itu memang tidak sering terlihat, tapi tetap menimbulkan keraguan. “Kita nggak tahu beras itu dicampur buat ningkatin kualitas atau cuma biar laku mahal. Kalau buat dijual premium tapi isinya oplosan, ya jelas ngerugiin,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan, sebagian besar pedagang hanya menjadi pengecer yang menerima beras dari pusat tanpa mengetahui proses sebelumnya. Minimnya informasi dan pengawasan di rantai distribusi membuka celah potensi praktik oplosan.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap temuan mengejutkan terkait peredaran beras yang tidak sesuai standar di pasaran. Temuan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan Satgas Pangan yang mendapati 212 merek beras tidak memenuhi ketentuan mutu, kualitas, dan kuantitas.

"Alhamdulillah temuan Kementerian Pertanian kemarin bersama Satgas Pangan tentang beras di mana kualitasnya, mutunya, kuantumnya tidak sesuai dengan standar. Ada 212 yang ditemukan oleh Satgas Pangan dan Kementerian Pertanian," ujar Amran di Jakarta, Sabtu (12/7/2025)

Menurut Amran, seluruh temuan tersebut sudah dilaporkan kepada Kapolri, Jaksa Agung, dan Satgas Pangan agar segera ditindaklanjuti secara hukum. Amran berharap proses penyelidikan dan penindakan berlangsung cepat demi melindungi masyarakat.

"Mudah-mudahan ini diproses cepat. Kami sudah terima laporan tanggal 10, dua hari yang lalu, itu telah mulai pemeriksaan. Kami berharap ini ditindak tegas," ucap Amran.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement