Senin 04 Aug 2025 17:39 WIB

Kibarkan Bendera One Piece, Dradjad: Menodai Kesakralan Perayaan Kemerdekaan

Kebablasan jika kibarkan bendera One Piece di masa perayaan kemerdekaan.

Bendera jolly roger milik kru bajak laut Topi Jerami di manga One Piece.
Foto: One Piece Wiki
Bendera jolly roger milik kru bajak laut Topi Jerami di manga One Piece.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Timses Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024, Dradjad Wibowo mengatakan, pengibaran bendera One Piece berbeda dengan pengibaran saat masa Pilpres 2025. Menjadikan One Piece sebagai bendera dalam bulan kemerdekaan Indonesia dinilai menodai kesakralan perayaan kemerdekaan Indonesia.

“Jelas beda jauh momentum dan timing-nya. Wapres mas Gibran memakai pin Mugiwara dari anime One Piece dalam masa pilpres,” kata Dradjad, Senin (4/8/2025).

Saat masa Pilpres 2025, Gibran mengenakan Pin Mugiwara antara lain, saat kunjungan ke kediaman capres Prabowo di Kertanegara dan debat Cawapres 21 Januari 2024. “Kita tahu banyak pemilih muda penggemar anime dan manga. Istilahnya Wibu. Setahu saya, mas Gibran memang menggemari One Piece. Jadi, pemakaian pin itu sebagai pesan mas Gibran merangkul para pemilih muda,” kata Dradjad.

Menurut ekonom senior INDEF ini, pengibaran bendera One Piece saat ini jelas jauh berbeda momentum dan timing-nya. “Kita bangsa Indonesia tahu betapa sakralnya pengibaran Merah Putih selama bulan Agustus, bulan kemerdekaan. Pengibaran itu juga sangat penting sebagai bagian menanamkan nasionalisme dan kecintaan Merah Putih kepada anak dan cucu kita,” papar Dradjad.

Menjadikan One Piece sebagai bendera dalam bulan kemerdekaan Indonesia, menurut Dradjad, jelas menodai kesakralan tersebut. Hal ini beda jauh maknanya dengan saat Gibran memakainya di masa Pilpres 2025.

Dradjad mengatakan, seseorang bebas untuk bermain sepak bola. Tapi kalau sepak bola dimainkan di tengah orang yang sedang khusyu beribadah, maka itu hal yang salah. “Wajar jika orang berpikir, ini karena main yang kebablasan atau memang sengaja mengganggu orang beribadah?” ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement