Ahad 17 Aug 2025 13:31 WIB

Bocoran Terbaru Ini Ungkap Apa yang Terjadi di Militer Israel Beberapa Waktu Jelang Badai Al-Aqsa

Badai Al-Aqsa meruntuhkan sendi-sendi keamanan Israel.

Pejuang Hamas menyerbu penyeberangan Erez dalam operasi Badai Al Aqsa
Foto: AP
Pejuang Hamas menyerbu penyeberangan Erez dalam operasi Badai Al Aqsa

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Dalam rekaman yang baru saja bocor, mantan Kepala Intelijen IDF Aharon Haleva mengatakan kemampuan Hamas melakukan Operasi Badai Al-Aqsa bukan karena kegagalan intelijen atau respon yang buruk, melainkan sesuatu yang lebih dalam yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan membutuhkan koreksi yang lebih dalam.

Baca Juga

Rekaman itu mengungkapkan, Haleva menceritakan kejadian-kejadian menjelang pagi pada 7 Oktober 2023 dan menjelaskan mengapa dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Percakapan yang berlangsung berbulan-bulan itu juga membahas keputusan politik dan militer yang menurutnya mengarah pada Operasi Badai Al-Aqsa.

Haleva membantah kegagalan intelijen atau kesalahan individu tertentu berada di balik operasi tersebut. "Ini adalah sesuatu yang jauh lebih dalam dari itu yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan membutuhkan koreksi yang lebih mendalam," kata dia, dikutip Aljazeera, Ahad (17/8/2025).

Dia menekankan ini bukanlah kesalahan yang bisa diperbaiki. Seluruh sistem membutuhkan pembongkaran dan pembangunan kembali.

Dia mengatakan, dirinya ditanya dalam sebuah acara untuk memperingati 50 tahun Perang 6 Oktober 1973, apakah dia berpikir bahwa hal tersebut dapat terjadi lagi, dan dia menjawab: "Ya, hal itu dapat terjadi lagi." "Saya ulangi: Hari ini bisa saja terjadi lagi," tambahnya.

Panggilan tengah malam

Dalam sebagian rekaman tersebut, mantan kepala intelijen militer itu menceritakan kejadian-kejadian yang berlangsung beberapa jam sebelum Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa.

BACA JUGA: Perang Iran Israel Segera Meletus dalam Skala Lebih Besar dan Mengerikan?

"Kartu SIM diaktifkan sejak pukul 21.00 pada Jumat," katanya, merujuk pada kartu SIM ponsel Israel yang diaktifkan oleh para anggota Hamas sebelum serangan.

"Namun panggilan telepon pertama dan terakhir yang saya terima pada malam hari adalah pada pukul 03.20 pagi dari asisten saya," katanya, sekitar tiga jam sebelum Hamas menyerbu perbatasan, dan itu tidak terkait dengan kartu SIM.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement