Senin 18 Aug 2025 20:54 WIB

Tokenisasi Aset Halal Jadi Peluang Ekonomi Inklusif, Gimana Caranya?

Teknologi blockchain dan Web3 menjadi kunci penerapan tokenisasi halal.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Blockchain. Ilustrasi
Foto: Reuters
Blockchain. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokenisasi aset halal dipandang sebagai peluang untuk memperluas akses investasi dan pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Hal ini menjadi sorotan utama dalam International Workshop Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) yang diikuti lebih dari 700 peserta, termasuk dosen, mahasiswa, dan lembaga jasa keuangan anggota AFSI.

Founder dan CEO Al Mabrook Financial, Fahad Siddiqui, menjelaskan konsep tokenisasi ini. “Kami mendesain tokenisasi aset halal seperti properti, emas, dan sukuk menjadi token berbasis aset yang mewakili kepemilikan terverifikasi. Ini membuka peluang kepemilikan fraksional, memperluas akses investasi, dan sejalan dengan prinsip pemerataan kesejahteraan,” ujarnya dikutip Senin (18/8/2025).

Baca Juga

Teknologi blockchain dan Web3 menjadi kunci penerapan tokenisasi halal. Dr. Suresh Naidu Sadasivan dari Masverse menekankan blockchain bukan hanya soal kripto atau NFT.

"Penggunaannya lebih luas dari itu, seperti untuk layanan kesehatan, logistik dan supply chain, bahkan proses penerbitan sertifikasi halal untuk meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas, dan hal ini sudah diimplementasikan di Malaysia,” katanya.

Head of Ecosystem Haqq Network, Hassan Mohammed menambahkan, ke depannya, Web3 akan tertanam dalam setiap aspek kehidupan, menghadirkan keterbukaan informasi yang dapat diakses semua orang.

"Inilah saat yang tepat untuk mempelajari dasar dan use case-nya, lalu mengadopsi teknologi ini dengan bijak dan bertanggung jawab sesuai prinsip syariah," kata dia.

Kepala Eksekutif Pengawas Penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi menekankan pentingnya talenta yang menguasai keuangan syariah sekaligus teknologi.

“Akademisi juga berperan menyiapkan talenta yang memiliki pemahaman ganda: keuangan syariah dan teknologinya, sehingga mampu menjadi motor penggerak industri keuangan syariah nasional di masa depan," ujarnya.

CEO Kitabisa sekaligus Sekretaris Umum AFSI Vikra Ijas, menyoroti kolaborasi sebagai fondasi keberlanjutan fintech syariah. Kitabisa lahir dari karakter khas bangsa Indonesia yang gemar berdonasi dan membantu.

"Karakter ini kami padukan dengan teknologi, sehingga berdonasi kini bergeser dari aksi responsif menjadi gaya hidup rutin. Kunci keberlanjutan Kitabisa adalah berkolaborasi dan berinovasi bersama ekosistem yang saling mendukung,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement