Kamis 21 Aug 2025 15:18 WIB

Banjir Terparah Sejak 1979, Kota Terbesar Pakistan Lumpuh Usai Hujan Monsun Tewaskan 10 Orang

Infrastruktur kota tak mampu menghadapi hujan ekstrem.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Seorang warga melihat rumah yang rusak akibat banjir bandang di lingkungan Pir Baba, wilayah distrik Buner, Pakistan, Ahad (17/8/2025).
Foto: AP Photo/Muhammad Sajjad
Seorang warga melihat rumah yang rusak akibat banjir bandang di lingkungan Pir Baba, wilayah distrik Buner, Pakistan, Ahad (17/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI – Hujan monsun dengan curah tertinggi dalam beberapa dekade melumpuhkan Karachi, kota terbesar Pakistan yang berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa. Pemerintah setempat memerintahkan sekolah, kantor, dan tempat usaha tutup setelah banjir menewaskan sedikitnya 10 orang.

Korban jiwa berjatuhan akibat tenggelam, runtuhnya bangunan, kecelakaan lalu lintas, hingga tersengat listrik. “Korban meninggal akibat tenggelam, kecelakaan lalu lintas, runtuhnya bangunan, dan tersengat listrik,” kata juru bicara pemerintah provinsi Abdul Wahid Halepoto, Rabu (20/8/2025).

Baca Juga

Badan meteorologi provinsi mencatat kawasan bandara Karachi menerima 163,5 milimeter hujan, angka tertinggi sejak 1979. Di timur laut kota, curah hujan bahkan mencapai 178 milimeter, rekor tertinggi sejak pos pemantauan itu berdiri lima tahun lalu. “Kami memperkirakan hujan akan semakin intens,” ujar juru bicara badan meteorologi Anjum Nazir.

Wali Kota Karachi Murtaza Wahab mengakui infrastruktur kota tak mampu menghadapi hujan ekstrem. “Sistem drainase Karachi hanya bisa menyalurkan 40 milimeter hujan, di atas itu pasti meluap dan menyebabkan banjir,” ujarnya. Ia menambahkan, aparat penyelamat, polisi, hingga relawan dikerahkan untuk mengevakuasi warga dan membersihkan jalan.

Hujan deras juga memutus aliran listrik, mengganggu layanan telekomunikasi, hingga menunda jadwal penerbangan. Perusahaan listrik K-Electric menyatakan upaya pemulihan terganggu banjir dan kemacetan, namun sebagian besar jaringan berhasil dipulihkan.

Warga menyebut banjir kali ini jauh lebih parah dari sebelumnya. “Saya belum pernah mengalami hujan seperti ini seumur hidup,” kata Anosha, 30 tahun, seorang desainer grafis. “Mobil kami terjebak, air masuk ke dalam, dan saya panik.”

Sejak awal musim monsun akhir Juni, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pakistan mencatat lebih dari 750 orang meninggal di seluruh negeri. Di kawasan barat laut, banjir bandang yang melanda sejak Jumat (15/8/2025) menewaskan 385 orang, sementara ratusan lainnya dilaporkan hilang.

Gelombang monsun juga melanda India. Di Mumbai, pusat keuangan negara itu, curah hujan mencapai 875 milimeter dalam lima hari terakhir. Sejumlah sekolah ditutup dua hari berturut-turut, sementara layanan kereta api ikut terganggu.

Otoritas di Pakistan dan India sama-sama mengingatkan warga tetap di rumah. Peringatan dikeluarkan karena hujan deras diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement