Senin 22 Sep 2025 13:34 WIB

MUI: Pengakuan Barat untuk Negara Palestina akan Kurangi Manuver Israel-AS di PBB

Pengakuan ini sebagai pesan tegas masyarakat dunia tak bisa menerima tindakan Israel.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim
Foto: Dok. Istimewa
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Keputusan Inggris, Kanada, dan Australia yang secara resmi mengakui Negara Palestina menambah daftar panjang dukungan internasional terhadap eksistensi rakyat Palestina. Langkah diplomatik ini lahir di tengah tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza akibat serangan brutal Israel, yang bahkan meluas hingga ke wilayah lain di kawasan tersebut.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, MUI memberikan beberapa catatan terkait pengakuan barat kepada Palestina.

Baca Juga

"Pengakuan negara oleh tiga anggota Persemakmuran ini memiliki bobot moral dan politik yang besar. Selama ini, negara-negara Barat cenderung berhati-hati dalam menyatakan sikap terbuka soal Palestina," kata Sudarnoto kepada Republika, Senin (22/9/2025)

Ia menambahkan, dengan adanya pengakuan tersebut, tekanan internasional terhadap Israel semakin menguat. Hal tersebut sekaligus memperlihatkan bahwa solusi dua negara masih dianggap sebagai satu jalan yang sah menurut hukum internasional. 

Ia mengatakan, pengakuan ini juga dipandang sebagai pesan tegas bahwa masyarakat dunia tidak lagi bisa menerima tindakan Israel yang terus memperluas pendudukan, melakukan serangan tanpa henti, dan melanggar hukum kemanusiaan internasional. 

"Perubahan sikap tiga negara besar ini juga menandai adanya pergeseran penting dalam konstalasi diplomatik. Dukungan internasional kepada Palestina terus meluas, dan hal ini dapat mengurangi ruang manuver Israel dan Amerika Serikat yang selama ini kerap menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB untuk melindungi kepentingan Israel, sebagaimana yang beberapa hari yang lalu terjadi," ujar Sudarnoto.

photo
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu di 10 Downing Street, di London, Inggris, 8 September 2025. - (JONATHAN BRADY/POOL VIA REUTERS)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement