Selasa 23 Sep 2025 06:28 WIB

Berjarak 715 Mil dari Gaza, Konvoi Sumud Global Masuki Zona Risiko Tinggi

Lebih dari 40 kapal telah berada di perairan internasional untuk misi menembus Gaza.

Kapal Keiser yang akan dinaiki aktivis kemanusiaan dari Indonesia Wanda Hamidah bersama aktivis Global Sumud Flotilla lainnya bersandar di Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia, Selasa (16/9/2025). Sebanyak 13 kapal GSF telah berlayar meninggalkan pelabuhan di Tunisia menuju perairan laut internasional Mediterania untuk menembus blokade Gaza.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kapal Keiser yang akan dinaiki aktivis kemanusiaan dari Indonesia Wanda Hamidah bersama aktivis Global Sumud Flotilla lainnya bersandar di Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia, Selasa (16/9/2025). Sebanyak 13 kapal GSF telah berlayar meninggalkan pelabuhan di Tunisia menuju perairan laut internasional Mediterania untuk menembus blokade Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Armada Sumud Global pada Senin (22/9/2025) mengungkapkan, konvoi kemanusiaan tersebut kini berada 715 mil laut dari Gaza. Mereka bertemu di perairan internasional menjelang upaya untuk mematahkan blokade ilegal Israel di wilayah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, koalisi menyatakan, armada dari Yunani diperkirakan akan bergabung dengan konvoi berisi puluhan kapal tersebut dalam beberapa hari mendatang sebagai bagian dari misi kemanusiaan.

Baca Juga

"Kapal-kapal Armada Sumud Global kini bergabung dengan armada Yunani yang akan segera bergabung, seiring kita memasuki pekan-pekan terakhir misi kemanusiaan kita untuk mencapai Gaza dan mematahkan blokade ilegal Israel," demikian pernyataan koalisi dikutip Palestine Chronicle.

Memasuki zona risiko tinggi

Sebuah video yang dirilis oleh koalisi kemanusiaan tersebut menunjukkan kapal Sirius dengan stempel tertanggal 22 September  menyatakan telah berada "lima hari dari zona risiko tinggi" dan "tujuh hari dari Gaza."

Penyelenggara mengatakan lebih dari 40 kapal bertemu di perairan internasional untuk misi tersebut.

Baru-baru ini, puluhan kapal telah berlayar dari pelabuhan-pelabuhan Afrika Utara dan Eropa menuju Gaza sebagai bagian dari misi kemanusiaan untuk mematahkan pengepungan Israel.

Misi ini merupakan upaya kemanusiaan terbesar yang diinisiasi masyarakat sipil untuk mencapai Gaza, tempat 2,4 juta warga Palestina tinggal di bawah blokade Israel yang telah berlangsung selama 18 tahun.

Israel sebelumnya telah mencegat kapal-kapal yang menuju Gaza. Penjajah menyita kapal-kapal tersebut, dan mendeportasi mereka yang berada di dalamnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement