Rabu 24 Sep 2025 20:32 WIB

Cerita Menegangkan Sopir Ambulans Antar Ratusan Korban Keracunan MBG di KBB, Nyaris Tabrakan

Sopir ambulans tetap menunjukan wajah ceria meski harus bolak-balik dari Posko

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Ambulans Siaga di Parkiran Puskesmas Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Para Sopir Ambulan Berjibaku Antar Korban Keracunan Usai Konsumsi Menu MBG.
Foto: Ferry Bangkit
Ambulans Siaga di Parkiran Puskesmas Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Para Sopir Ambulan Berjibaku Antar Korban Keracunan Usai Konsumsi Menu MBG.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Ada cerita di balik peristiwa keracunan massal usai mengkonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Salah satunya dari para sopir ambulans yang berjibaku mengantar pasien ke tempat fasilitas kesehatan.

Cerita itu di antaranya dibagikan Miftahul Rifki (35), seorang sopir ambulans dari Desa Cijenuk, Kecamatan Cililin, KBB. Tenaganya sudah dikerahkan sejak kasus keracunan klaster Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kampung Cipari, Desa Cijambu, Cipongkor mencuat pada Senin (23/9/2025).

Baca Juga

"Dari hari Senin udah mulai antar pasien dari sekolah ke Puskesmas Cipongkor terus ke RSUD Cililin. Terus kemarin jemput juga dari RSUD Cililin," ujar Rifki di Posko Puskesmas Cipongkor, Rabu (24/9/2025).

Dua hari lalu, ia harus bolak balik sebanyak 6 kali dari sekolah ke Posko Puskesmas Cipongkor lalu 4 kali ke RSUD Cililin yang memakan waktu sekitar 45 menit dengan jarak tempuh. Aksi kemanusiaan yang dilakukan Miftah bersama rekan-rekannya di kasus keracunan massal ini ternyata berlanjut.

Sebab pada Rabu (24/9/2025) peristiwa keracunan massal usai mengkonsumsi MBG terulang lagi dari kluster SPPG Kampung Pasirsaji, Desa Negalsari, Kecamatan Cipongkor. Penanganan awal dilakukan di Posko Puskesmas dan Kecamatan Cipongkor serta Puskesmas Citalem. "Kalau yang hari ini 6 dari sekolah ke Puskesmas dan 4 kali ke RSUD Cililin," kata dia.

Miftah dan rekan-rekannya tidak menunjukan rasa lelahnya mengangkut korban meracunan massal yang menyasar pelajar. Malah sebaliknya, sopir ambulans tetap menunjukan wajah ceria meski harus bolak-balik dari Posko Puskesmas dan Kantor Kecamatan Cipongkor ke RSUD Cililin. Menurutnya, ada sekitar 50 ambulans yang diterjunkan untuk membawa korban keracunan massal ini. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement