REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mulai Kamis memasuki tahap evakuasi korban meninggal dunia dengan bantuan alat berat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam keterangan di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah tim SAR gabungan tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan bangunan empat lantai tersebut.
“Sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim SAR gabungan memutuskan untuk masuk ke tahap selanjutnya, yaitu mengevakuasi korban yang meninggal menggunakan alat berat,” kata dia.
Suharyanto sempat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno untuk berdialog dengan para keluarga korban yang mengikuti rangkaian operasi SAR dari luar zona runtuhan bangunan pesantren itu.
Di hadapan para pewarta di tenda media center darurat, dia mengungkapkan bahwa keluarga korban menyepakati kelanjutan operasi SAR dan menyatakan siap menerima hasil evakuasi.
“Keluarga korban sudah sepakat dan meminta kami melanjutkan operasi SAR menggunakan alat berat. Mereka sudah menandatangani berita acara,” kata Suharyanto.
View this post on Instagram