REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Cirebon masih banyak yang belum mengajukan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Padahal, SLHS itu sangat penting untuk menjamin kualitas kebersihan dan keamanan pangan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni mengatakan, ada 75 SPPG yang aktif beroperasi di Kabupaten Cirebon. Namun dari jumlah itu, baru 26 unit yang mengajukan permohonan SLHS.
Selain itu, dari 26 SPPG yang sudah mengajukan SLHS itupun, belum ada yang dipastikan lolos dan mendapatkan sertifikat tersebut. “Saya minta semua SPPG tidak menunda lagi pengurusan SLHS. Standar kebersihan dan sanitasi adalah syarat mutlak,” ujar Eni, Jumat (3/10/2025).
Eni mengakui, hingga kini belum ada kasus keracunan massal dalam program MBG di Kabupaten Cirebon. Namun, kasus keracunan yang terjadi di daerah lain menjadi alarm kewaspadaan dalam pelaksanaan MBG di Kabupaten Cirebon.
Jikapun terjadi kasus keracunan dalam program MBG, Eni meminta agar koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas harus cepat dilakukan. Hal itu agar kejadian tersebut segera teratasi dan tidak sampai membuat kepercayaan masyarakat terhadap program tersebut menjadi hilang.
Untuk mempercepat SLHS pada penyedia MBG, Eni sudah berkoordinasi dengan sekretaris daerah (Sekda) dan pemangku kebijakan lainnya. Ia pun tidak ingin ada celah yang bisa membahayakan anak-anak.
Eni menambahkan, pihaknya juga menurunkan tim khusus untuk melakukan inspeksi ke dapur dan fasilitas pengolahan makanan milik setiap penyedia MBG. Pemeriksaan itu di antaranya meliputi kondisi dapur, kualitas air, instalasi pengolahan air limbah (IPAL) serta kebersihan peralatan masak dan makan. “Adapula uji usap pada alat dapur untuk memastikan tidak ada kontaminasi bakteri berbahaya,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar setiap SPPG memberikan pelayanan terbaik, termasuk menjaga kualitas menu makanan. “Jangan asal kenyang, tetapi harus bergizi seimbang, sehat, dan bermanfaat. Ini investasi kesehatan anak-anak kita,” kata Eni.
Untuk itu, kata Eni, keberadaan ahli gizi menjadi wajib untuk memastikan menu yang disajikan tidak hanya aman dikonsumsi. Namun, sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak sekolah.
Ia menambahkan, Dinkes Kabupaten Cirebon juga menyiapkan program penyuluhan higienitas pangan kepada seluruh pengelola SPPG. Adapun materinya di antaranya cara penyimpanan bahan makanan, manajemen waktu memasak, teknik penyajian yang aman, hingga tata cara pencucian tangan yang benar.