Sabtu 04 Oct 2025 18:54 WIB

BGN Angkat Suara Soal Dapur MBG yang Disetop Sementara

Dapur MBG ini dihentikan sementara akibat dugaan keracunan massal.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hasanul Rizqa
Personel Inafis dan Tipidter mengambil sampel Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri 1 Sindangsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (3/10/2025). (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Personel Inafis dan Tipidter mengambil sampel Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri 1 Sindangsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (3/10/2025). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengoperasian sejumlah satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur makan bergizi gratis (MBG) dihentikan sementara. Hal itu menyusul dugaan keracunan massal yang menimpa siswa dan masyarakat di Jawa Barat (Jabar) beberapa waktu lalu. Mereka diminta untuk memperbaiki standar kerja (standard operating procedure/SOP) dan menunggu hasil investigasi.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Brigjen (Pol) Sony Sonjaya mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil investigasi terkait dugaan keracunan massal yang menimpa siswa di Jabar. BGN pun secara internal melakukan pemantauan dan pengawasan.

Baca Juga

"Menunggu hasil investigasi, ya, hasil investigasi menyeluruh itu satu laporan. Hasil laboratorium, kandungan apa yang ada di dalam makanan tersebut. Kemudian, kami juga secara internal melakukan investigasi oleh deputi pemantauan dan pengawasan," ucap dia saat ditemui di sela-sela acara pelatihan food handler dan manajerial dapur sehat MBG di Bandung, Jabar, Sabtu (4/10/2025).

Beberapa dapur MBG di Cipatat, Bandung Barat, sempat menghebohkan publik. Sebab, mereka mencuci ompreng dengan air kotor.

Sony mengatakan, pihaknya memutuskan untuk menghentikan operasional dapur-dapur MBG itu sementara. Selain itu, ia meminta agar seluruh dapur MBG agar meningkatkan kualitas SOP.

"Daripada dihentikan, ya, daripada nanti dihentikan, ya jadi tingkatkan, oh IPAL-nya (instalasi pengolahan air limbah) kurang baik, perbaiki IPAL-nya. Kemudian, sirkulasi udaranya kurang baik, perbaiki sirkulasi udaranya. Relawannya kemampuannya bagaimana, masih kurang, tingkatkan, ya," kata dia menjelaskan.

Ia meminta agar semua pihak meningkatkan kualitas dan kemampuan sehingga dapat menghasilkan makanan yang berkualitas.

"Makanan bergizi itu adalah hak anak, hak seluruh anak yang mendapatkan makan bergizi," kata dia.

Sony melanjutkan, BGN meminta agar seluruh dapur MBG dapat melakukan pelatihan secara mandiri. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas personel dan makanan yang akan disalurkan.

"Pelatihan ini memang diperlukan untuk meningkatkan kualitas untuk meningkatkan kemampuan para relawan penjamah makanan dalam program ini dan ini menjadikan salah satu syarat untuk nanti diterbitkannya sertifikat laik higienis dan sanitasi," kata dia.

Sebelumnya, keracunan massal diduga akibat mengkonsumsi MBG terjadi di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat. Akibatnya, dapur-dapur MBG yang menyalurkan makanan dihentikan sementara selama proses penyelidikan dan investigasi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement