Sabtu 04 Oct 2025 20:06 WIB

BNPB Tegaskan Identifikasi Korban Pesantren Al-Khoziny tak Bisa Instan

Setiap korban akan diidentifikasi dengan benar sebelum diserahkan kepada keluarga.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Kepala BNPB Suharyanto mengatakan meskipun jenazah telah ditemukan, identifikasi tetap harus melewati pemeriksaan forensik dan administrasi.
Foto: AP Photo/Trisnadi
Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Kepala BNPB Suharyanto mengatakan meskipun jenazah telah ditemukan, identifikasi tetap harus melewati pemeriksaan forensik dan administrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan proses identifikasi korban insiden robohnya bangunan Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, memerlukan tahapan yang cermat dan tidak dapat dilakukan secara instan. Proses identifikasi yang dilakukan oleh tim gabungan, termasuk Tim Disaster Victim Identification (DVI) kepolisian, membutuhkan pencocokan data yang akurat. 

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan meskipun jenazah telah ditemukan, identifikasi tetap harus melewati pemeriksaan forensik dan administrasi. “Tidak serta merta begitu ditemukan langsung disampaikan kepada keluarga. Ada prosedur yang harus diikuti,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta pada Sabtu (4/10/2025).

Baca Juga

Ia menekankan langkah itu bertujuan menghindari kesalahan yang dapat menambah beban keluarga korban, dan BNPB telah menjelaskan prosedur ini kepada masyarakat dan orang tua santri terdampak dalam pertemuan sebelumnya. Suharyanto menyebut transparansi informasi menjadi bagian dari upaya menjaga kepercayaan publik, kemudian keluarga bisa menerima penjelasan tersebut karena memahami pentingnya ketelitian dalam identifikasi.

"Setiap korban akan diidentifikasi dengan benar sebelum diserahkan kepada pihak keluarga," kata dia.

Data Basarnas mencatat sampai dengan Jumat (3/10/2025), tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi sembilan jenazah dengan kombinasi metode manual dan dukungan alat berat. Dengan demikian, total keseluruhan jumlah korban sampai dengan Sabtu pagi ada 167 orang. Korban yang ditemukan 118 orang; terdiri atas 104 orang dalam keadaan selamat, 11 orang luka-luka atau dalam perawatan, 13 orang meninggal dunia, sementara sekitar 45 orang masih berstatus dalam pencarian. Data jumlah korban ini dimungkinkan berubah karena proses evakuasi masih berlangsung.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement