REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) berupaya melakukan perbaikan jaringan dengan mengaktifkan rute alternatif Ende-Maumere. Pengaktifan ini untuk membantu layanan di Mataram-Sumbawa yang terganggu akibat dampak gempa bumi 7,0 Skala Richter (SR) di Lombok Utara pada Ahad (5/8).
"Petugas kami berupaya melakukan recovery dengan mengaktifkan alternative route Ende-Maumere untuk membantu layanan yang terkena dampak gangguan tersebut," kata Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo dalam keterangan resmi di Jakarta, kemarin. Telkom juga mengaktifkan rute baru Bima-Maumere-Makassar dengan tambahan kapasitas 3 x 10 Gbps.
Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) link Mataram-Sumbawa milik Telkom terkena gangguan akibat gempa bumi berkekuatan 7,0 SR di kedalaman 15 km. Gangguan tersebut mengakibatkan penurunan kualitas layanan Telkom Group, khususnya layanan seluler Telkomsel dan internet kecepatan tinggi.
"Gempa bumi berdampak pada gangguan sistem serat optik pada link Mataram-Sumbawa-Bima. Akibatnya, terjadi penurunan kualitas layanan, khususnya layanan Telkomsel dan high speed internet," ungkap Arif.
Telkom pun saat ini sedang berupaya memperbaiki infrastruktur yang terkena dampak gempa. Saat ini layanan telekomunikasi Telkom Group sudah berangsur pulih.
Untuk memenuhi kebutuhan komunikasi masyarakat yang terkena bencana, Telkom Group menyediakan fasilitas telekomunikasi (fastel) gratis di antaranya telepon, internet dan WiFi Telkomsel di posko-posko pengungsian yaitu Posko Utama Bencana Gempa Lombok. Posko ini berlokasi di tiga titik yaitu, Posko Sembalun, Posko Bayan, dan Posko Madayin.
Selain itu, fastel gratis Telkom Group juga disiapkan di Posko BUMN Hadir untuk Negeri Bank Mandiri dan Posko Darurat TelkomGroup Kantor Witel Mataram. Selain fastel gratis, Telkom juga turut membangun dapur umum, menyalurkan makanan cepat saji, serta menyiapkan tenaga medis untuk masyarakat yang terkena dampak gempa.
"Saat ini, kami masih terus melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak bencana, khususnya terhadap infrastruktur dan alat produksi Telkom Group," kata Arif.