REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil melakukan modernisasi infrastruktur telekomunikasi di kota Bukittinggi. Modernisasi jaringan ini dilakukan dengan menyediakan jaringan 100 persen berbasis fiber optik.
Alhasil, Bukittinggi kini layak menyandang predikat Telkom Modern Broadband City dan nantinya siap menjadi Smart City. Peresmian Bukittinggi Broadband Modern City ini dilakukan oleh Wakil Wali kota Bukittinggi Irwandi bersama Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin dan Direktur Consumer Service Telkom Siti Choiriana di Istana Bung Hatta, Bukittinggi, Sumatra Barat, Kamis (17/10).
Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin mengatakan, Telkom terus melakukan penguatan kapabilitas digital dalam hal layanan, infrastruktur, dan pengalaman digital pelanggan melalui program Modern Broadband City. Telkom melakukan modernisasi jaringan tembaga menjadi jaringan serat optik untuk meningkatkan layanan dan variasi konten yang lebih menarik bagi seluruh segmen pelanggan.
“Kehadiran infrastruktur fiber optik di Bukittinggi merupakan bentuk komitmen Telkom untuk meningkatkan kualitas layanan ICT bagi masyarakat serta mempercepat terwujudnya digitalisasi Indonesia, khususnya di wilayah Bukittinggi,” ujar Zulhelfi Abidin.
Modernisasi infrastruktur serta migrasi pelanggan di Bukittinggi dilaksanakan sejak 2015 hingga Mei 2019 melalui penggantian kabel tembaga menjadi fiber optic. Layanan ICT berbasis fiber optik nantinya mampu menghadirkan performa yang jauh lebih baik bahkan hingga ke tahapan Internet of Things (IOT), seperti home security, office security, sistem transportasi, hingga sistem pemerintahan yang mendukung penerapan Smart City.
Infrastruktur ICT berbasis fiber optik yang disediakan Telkom ini diharapkan juga dapat membantu penerapan program Smart City Kota Bukittinggi secara optimal. Sampai saat ini, Telkom telah merealisasikan 191 Modern Broadband City dan 8 Modern Province (6 provinsi di Kalimantan, Gorontalo, dan Sulawesi Tenggara).
Dalam mendukung digitalisasi di Sumaera Barat, Telkom telah membangun infrastruktur mencakup 2.140 km backbone serat optik, 1.027 Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel, 137.000 port fiber IndiHome, dan 3.691 access point wifi. Sedangkan khusus di Bukittinggi, Telkom memiliki 497 km backbone serat optik, 87 BTS Telkomsel, 12.000 port IndiHome dan 253 access point wifi.
Selain meresmikan Bukittingi Modern Broadband City, bertempat di STO Bukittinggi Zulhelfi juga melakukan pemotongan kabel tembaga di Sentral Telepon Otomat (STO) Bukittinggi simbol peralihan infrastruktur. Shutdown STO secara nasional ini merupakan wujud langkah Telkom untuk beralih ke teknologi 100 persen fiber optik.
“Telkom berencana akan me-shutdown 1.234 STO di 2019 dan ditransformasi seluruhnya menjadi Telkom Cloud di 2021,” ujarnya.
Zulhelfi menegaskan, di era digital ini, modernisasi infrastruktur 100 persen fiber optik di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Bukittinggi, diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan broadband berkualitas.