REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Sebagai 'toko aplikasi' di Indonesia, Mobogenie memberi kesempatan sebesar-besarnya bagi developer lokal untuk memasok karya. Meski begitu, Mobogenie tetap memberlakukan standardisasi.Hal ini agar para user mendapatkan game atau aplikasi yang recommended.
Seperti apa standardisasinya?
"Yang pertama tentunya kita lihat sejauh mana game atau aplikasi itu bisa berkembang," ujar Adyasa, Chief Content Editor Mobogenie kepada wartawan, Senin (9/6) di Jakarta.
Selain itu, Mobogenie juga melihat awareness dari para user tentang game atau aplikasi tersebut. Respons masyarakat, bisa jadi tolak ukur aplikasi tersebut disukai masyarakat atau tidak.
"Kita lihat gimana respons di sosial media misalnya, banyak yang nyebut atau nggak. Terakhir juga kita lihat game-nya buat orang penasaran untuk main terus atau tidak?," ujar dia.
Mobogenie, sebut Adyasa, tidak selamanya menunggu kiriman karya dari developer lokal. Mereka juga aktif mendatangi para developer agar bisa terjalin komunikasi dua arah yang baik.
"Selama ini kita sudah datengin beberapa sumiit para developer seperti yang ada di Bandung, Yogyakarta. Kita datengin gathering mereka. Kita ajak mereka kerjasama, untuk sama-sama bangun yang bagus ke depannya," ujar dia.