REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan intelijen AS (CIA) bekerja bertahun-tahun untuk memecahkan sandi perangkat Apple guna memata-matai komunikasi melalui iPhone dan iPad oleh penggunanya. Laman investigatif The Intercept, Rabu (11/3), mengutip bocoran dokumen rahasia mengatakan, upaya itu mulai dilakukan pada 2006 saat Apple bersiap meluncurkan iPhone pertamanya.
"Laporan tersebut mengatakan peneliti bermarkas di Laboratorium Nasional Sandia dan memaparkan temuan mereka dalam konferensi rahasia CIA," kata dokumen, yang dibocorkan bekas pekerja kontrak Badan Keamanan Nasional (NSA) Edward Snowden.
Riset tersebut sejalan dengan program pemerintah AS untuk menganalisa komunikasi aman dan memecahkan enkripsi, menggunakan anggaran gelap, seperti digariskan dalam dokumen sebelumnya yang dibocorkan oleh Snowden. Berdasarkan atas laporan itu, agen intelijen AS bisa menyadap komunikasi menggunakan telepon seluler Apple yang selama ini diyakini merupakan komunikasi aman.
Baik Apple maupun CIA belum menjawab permintaan AFP untuk memberikan komentar.
Apple dan Google pada 2014 mengumumkan bahwa mereka telah mempersulit enkripsinya dalam piranti lunak mereka, yang bahkan tidak memberi akses kepada perusahaan. Hal tersebut akan mencegah pemerintah mendapatkan akses meskipun dengan berbekal surat perintah.
Menurut The Intercept, para peneliti keamanan tersebut mencari akses pada kunci-kunci yang digunakan untuk mengenkripsi data yang disimpan dalam piranti Apple. Tujuan mereka adalah masuk ke "kode-mikro" terpasang untuk mendapat akses rahasia, kata laporan itu.
Dokumen tersebut tidak mengungkap sejauh mana keberhasilan upaya mata-mata itu namun menyiratkan adanya upaya jangka panjang untuk membongkar enkripsi untuk menyimpan data pribadi.
Laporan itu mengatakan personel NSA juga berpartisipasi dalam konferensi pada 2012 yang mempresentasikan sejumlah temuan. Para pejabat AS sebelumnya pernah mengatakan bahwa upaya intelijen dimaksudkan untuk membongkar rencana teror, dan bahwa kerahasiaan bagi warga AS masih tetap terjaga.