REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT. Datacomm Diangraha (Datacomm), partnership dengan Zimbra, produk dari Synacor, dan memperkenalkan Cloudciti Enterprise Email Service (CEES). CEES merupakan layanan hosting email untuk pasar Indonesia.
“Kami sangat gembira dapat menjakin kemitraan dengan Zimbra yang telah memiliki rekam-jejak yang sudah terbukti dan dipercaya oleh banyak brand global,” kata President Director Datacomm, Tan Wie Tjin. Ia optimistis bersama Zimbra bisnis di Indonesia mendapat akses ke komunitas open source yang penuh semangat dan gairah.”
CEES adalah layanan email berbasis cloud yang dikelola oleh Datacomm Cloud Business. Dengan jaminan availability 99,9 persen, adanya credit service dan didukung oleh Zimbra, produk dari Synacor.
Sutedjo Tjahjadi, Managing Director Datacomm Cloud Business , CEES yang dikembangkan Datacomm bukan sekedar layanan email biasa tapi memiliki pembeda sebagai keunikan dari filosofi bisnis.
''Seperti Enterprise, dirancang untuk memiliki ketangguhan dan skalabilitas. Secure, produk yang dibuat selalu mengutamakan security untuk menjamin keamanannya terhadap ancaman dari luar dan kebocoran data. Lokal, berada di infrastruktur data center milik sendiri yang lokasinya berada di Indonesia,” kata Sutedjo.
Sutedjo menilai prospek bisnis CEES sangat besar. Menurut Email Statistics Report dari Radicati Group , jumlah akun email bisnis diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat rata-rata per tahun sekitar 5 persen dalam 4 tahun ke depan, dan akan mencapai lebih dari 1.1 miliar pada akhir tahun 2015 (23 persen dari akun email sedunia).
Laporan Radicati Group juga memperlihatkan pada tahun 2017 jumlah email bisnis yang dikirim dan diterima akan meningkat 7 persen dari angka pada tahun 2013 (100.5 miliar) menjadi 132.1 miliar dan jumlah email consumer yang dikirim dan diterima per hari akan memperlihatkan penurunan -4 persen (dari angka pada tahun 2013 yaitu 82.4 miliar) dan diperkirakan menjadi 74.5 miliar.
Masuknya Datacomm ke bisnis CEES tak lepas dari kebutuhan yang ada saat ini. Mayoritas bisnis di Indonesia menggunakan solusi email yang terlalu mahal dan rumit untuk dikelola atau pada akhirnya mereka memilih untuk menggunakan solusi email level consumer yang umumnya memiliki kekurangan dalam hal security dan service level aggrement (SLA).
Riset ODIN tahun 2015 mengungkap keanekaragaman diantara UKM di Indonesia: 80 persen tidak menggunakan email, 12 persen menggunaan layanan bebas biaya, 7 persen menggunakan layanan hosting email dari penyedia layanan, dan 1 persen menggunakan email di in-house server.
Para responden melihat keuntungan dari email bisnis berbayar dibandingkan layanan bebas biaya adalah: security 89 persen, fungsi kalendar 72 persen dan archiving 48 persen.