REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi yang dinaungi perusahaan jejaring sosial terbesar milik Mark Zuckerberg, WhatsApp telah membuat keriuhan terkait penggunaan enkripsi end-to-end sebagai metode pengamanan obrolan penggunanya. Namun, setelah didemonstrasikan, meskipun menggunakan mode enkripsi end-to-end, obrolan dan privasi pengguna masih dapat terbongkar.
Hal itu tak membuat WhatsApp berhenti memberikan kenyamanan privasi penggunanya. Saat ini, WhatsApp dikatakan sedang melakukan platform layanan perpesannya lebih aman, dengan berencana menyediakan fitur kode keamanan.
Perbaruan kedepan, menurut laporan Android Authority, akan membuat para pembajak mesti memasukan enam digit kode yang telah disetel penggunanya agar tak dijebol. Bahasa program yang akan disediakan WhatsApp, berupa “masukan enam digit kode”, “kode salah. coba lagi”, dan “masukan sebuah alamat email untuk kembali”. Email dibutuhkan pengguna jika lupa dengan kode yang telah disetel untuk masuk ke dalam aplikasi.
Meski saat ini fitur keamanan tersebut sedang melalui serangkaian uji coba, Phone Arena, Ahad (25/9) memprediksi tidak akan dirilis dalam waktu dekat. Kita tunggu saja.