Selasa 07 Mar 2017 19:19 WIB

Pemkot Bandung Buat Aplikasi Tanggap Darurat Kebencanaan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Aplikasi di ponsel. Ilustrasi
Foto: Google
Aplikasi di ponsel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Bandung, dalam hal ini Dinas Pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana (DPKPB), membuat aplikasi kebencanaan 113. Laporan bencana tersebut, nantinya akan diolah di tempat bernama Command Center Tanggap Darurat Kebencanaan 113.

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil meresmikan pusat kebencanaan tersebut di lantai 3 Kantor DPKPB. Nantinya, semua laporan dari masyarakat akan masuk ke command center ini lalu data dari daerah yang berpotensi bencana akan diproses. "Sekarang 113 bentuknya sudah bentuk maps, jadi bisa di download di playstore jadi enggak usah menelepon nulis angka lagi, cukup pijit layarnya seperti panic button nanti akan tersambung ke call center yang ada di dinas ini," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Selasa (7/3). 

Menurut Emil, dalam aplikasi tersebut, akan ada letak lokasi bencana karena ada GPSnya jadi bisa terdeteksi. Sehingga responnya, bisa lebih cepat. Aplikasi ini dibuat, sebagai upaya Pemkot Bandung untuk terus meningkatkan daya kecepatan respon dinas kebakaran dan penanggulangan bencana. "Mudah-mudahan semua warga Bandung bisa mengunduh aplikasi 113 buat budaya menanggulangani kebakaran ini jauh lebih mudah dan lebih tepat," katanya.

Emil pun, mengapresiasi kinerja cepat yang dilakukan oleh petugas Pemadam Kebakaran yang siap siaga dalam menanggulangi bencana. Bahkan, tidak hanya kebakaran namun, bencana-bencana lainnya. Termasuk, kasus terorisme yang terjadi beberapa waktu lalu di Kota Bandung.

"Saya sangat senang dan saya apresiasi kinerja semua petugas pemadam kebakaran saat ada kasus teroris di kelurahan Arjuna dengan memadamkan api saat pelaku terorisme melakukan pembakaran kantor keluarahan Arjuna," katanya.

Dikatakan Emil, pengabdian dalam bekerja melayani masyarakat tidak hanya mengharapkan upah berupa materil. Tetapi, ada upah yang lebih bermanfaat yaitu do'a dari masyarakat terutama saat kerja sebuah instansi berhasil mensejaterahkan semua lapisan. Apalagi, kata dia, kalau kinerja cepat itu ditunjang oleh per alatan hebat dan sebuah teknologi terbaru yang digunakan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, seperti  adanya ruangan Comman Center Tanggap Darurat Kebencanaan 113 ini. 

Sementara menurut  Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Ferdi Ligaswara, setiap hari dinasnya menerima 10 kali laporan kebakaran dari pelapor iseng. Karena, setelah dicek ke lapangan ternyata tak ada kebakaran. Dengan aplikasi 113 ini, masyarakat yang iseng sudah tak bisa main-main lagi. Karena, dalam setiap laporan bisa terdeteksi nomor si pelapor. "Ya, banyak laporan iseng kalau enggak dicek takutnya ternyara benar," katanya. 

Pusat pelaporan, kata dia, ada di Command Center Tanggap Darurat Kebencanaan 113 di lantai 3 gedung pemadam kebakaran. Nantinya, setiap laporan dari masyarakat datanya akan diolah di tempat ini. "Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penanggulangan Bencana akan bekerja keras selama 24 jam untuk mewujudkan ttrasa aman dan nyaman bagi masyarakat Kota Bandung," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement