Selasa 19 Dec 2017 14:18 WIB

Mahasiswa FK Unair Ciptakan Aplikasi Pendeteksi Katarak

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Winda Destiana Putri
Katarak
Foto: mentorhealthcare.com
Katarak

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair Caesar L. Givanni bersama Ivan Sunarso (serial interpreneur) dan Slyvester Albert (programmer dan dosen IT Universitas Ciputra, Surabaya) menciptakan sebuah aplikasi pemeriksaan mata katarak berbasis machine learning. Aplikasi ini mampu menganalisa dan mendeteksi mata katarak hanya dalam hitungan detik melalui  android.

Caesar mengklaim, aplikasi berjargon Selfie Check Healthy ini akan memudahkan siapa saja untuk skrining atau pemeriksaan kesehatan mata, khususnya untuk deteksi dini katarak. "Penderita katarak akan lebih cepat sembuh bila gejalanya dapat diketahui sejak dini," kata Caesar di Surabaya, Selasa (19/12).
 
Caesar menjelaskan permasalahan yang ada saat ini, dimana akses untuk skrining mata masih rendah. Begitupun  kesadaran untuk skrining mata yang juga kurang membudaya di tengah masyarakat. Akibatnya, katarak baru diketahui setelah kondisi akut.
 
"Hampir 4 juta orang di Indonesia terkena katarak. WHO memperkirakan tahun 2020 mendatang, setiap satu menit orang buta karena katarak di Indonesia. Urgensinya tinggi, mengingat katarak adalah penyebab kebutaan terbesar di dunia," ujar Caesar.
 
Berangkat dari permasalahan tersebut, kata Caesar, tercetuslah ide untuk membuat sebuah aplikasi pemeriksaan katarak melalui handphone. Bersama dua kawannya, Caesar mencoba menggabungkan tiga disiplin ilmu yang masing-masing mereka kuasai. Kedokteran, IT (machine learning), dan marketing.
 
Cara penggunaan aplikasi yang diciptakan juga terbilang mudah. Cukup mengakses www.cekmata.com, pengguna dapat langsung memanfaatkan fitur pemeriksaan mata di dalam aplikasi tersebut. Untuk proses skrining, pengguna dapat mengarahkan langsung salah satu pupil mata ke kamera handphone yang digunakan, lalu tekan tombol pengambilan gambar.
 
Kemudian, aplikasi ini akan mendeteksi keberadaan katarak pada mata pengguna. Aplikasi ini akan langsung mengukur presentase convidence dari gambar mata yang dikirimkan oleh pengguna. Dalam hitungan detik, pengguna dapat langsung mengetahui hasilnya apakah matanya terbilang sehat atau sebaliknya.
 
Bila hasil analisis menunjukkan positif katarak, maka aplikasi tersebut secara otomatis akan mengarahkan pengguna untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter klinik mata atau rumah sakit terdekat. Untuk memudahkan pengguna, aplikasi ini juga dilengkapi dengan informasi jarak tempuh serta reputasi dari klinik atau rumah sakit yang direkomendasikan pada aplikasi tersebut.
 
"Cukup bilang ke dokternya, Dok menurut cekmata.com saya mengalami katarak. Nanti sama dokternya akan diperiksa lebih lanjut," kata Caesar.
 
Untuk menunjang proses pemeriksaan, Caesar menyarankan supaya pengambilan gambar berada pada pencahayaan yang baik. Selain mengembangkan aplikasi berbasis online, aplikasi ini juga dapat diakses secara offline. Sehingga aplikasi ini tetap bisa diakses meskipun tanpa sambungan internet.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement