REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Google Play Store masih menjadi salah satu sumber para pengguna Android untuk memasang aplikasi, mulai dari aplikasi permainan hingga aplikasi untuk berolahraga. Namun, ternyata tidak sedikit aplikasi yang tergolong dalam aplikasi buruk.
Aplikasi yang mempromoisikan ujaran kebencian, kejahatan, kekerasan, termasuk dalam aplikasi buruk. Pun dengan aplikasi yang digunakan untuk berbagai tindak kejahatan online, seperti pencurian data ataupun malware.
Sebagai bentuk komitmen dalam melindungi penggunanya, Google akhirnya menghapus sekitar 700 ribu aplikasi, yang dinilai buruk dan memiliki konten negatif. Penghapusan ini dilakukan pada sepanjang 2017 silam. ''Lebih dari 700 ribu aplikasi melanggar ketentuan dan kebijakan Google Play selama 2017. Angka ini 70 persen lebih banyak dibanding sepanjang 2016 silam,'' tulis pernyataan resmi Google dalam blog resmi perusahaan asal Amerika Serikat tersebut, seperti dikutip Ubergizmo.
Angka ini pun dianggap cukup tinggi. Pasalnya, jika menilik pada 2012 silam, jumlah aplikasi di Google Play Store hanya mencapai 700 ribu. Tidak hanya itu, Google juga mengungkapkan berbagai upaya untuk menghapus dan mencegah aplikasi buruk bisa masuk ke dalam Play Store. Salah satunya dengan teknik learning machines dan berbagai teknologi pemindaian yang diterapkan dalam sistem Google Play Store.
''99 persen aplikasi-aplikasi yang teridentifikasi memiliki konten-konten negatif dan merugikan sudah berhasil tertolak untuk masuk ke Play Store, bahkan sebelum ada pengguna yang menginstallnya ke perangkat mereka,'' lanjut keterangan resmi Google tersebut.
Selain itu, sistem deteksi baru itu juga mampu mengenali aplikasi ataupun sebuah pengembang, yang secara berulang, melanggar kebijakan Google Play Store. Hasilnya, pada 2017, Google Play Store berhasil mencoret setidaknya 100 ribu pengembang aplikasi. Salah satu pelanggaran yang kerap dilakukan aplikasi tersebut, adanya aplikasi yang meniru atau menyerupai aplikasi sejenis yang sudah populer.
''Google secara aktif berusaha untuk menghapus dan melawan berbagai aplikasi-aplikasi seperti itu. Pada tahun lalu, lebih dari seperempat juta aplikasi seperti itu dihapus dari Google Play Store,'' tulis keterangan resmi Google.