Jumat 23 Mar 2018 03:14 WIB

Manajemen Data dengan Open Source

Open Source memang menjadi primadona untuk beberapa kalangan, termasuk di Indonesia.

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
Hadoop sistem
Foto: CNN
Hadoop sistem

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama besar Hadoop memang tak bisa dianggap remeh dalam perkembangan teknologi perangkat lunak open source di dunia. Open source memang menjadi primadona untuk beberapa kalangan, termasuk di Indonesia. Doug Cutting sebagai pendiri Hadoop ternyata sudah melihat popularitas software open source sejak lama.

"Saya berpikir, Hadoop tidak hanya akan populer sebagai software tetapi juga open source," ujar Doug, ditemui Republika dalam sebuah Media Interview Eksklusif bersama Cloudera di Jakarta, beberapa waktu lalu. Sumber Terbuka atau open source lebih unggul karena memiliki beberapa daya tarik, salah satunya efisiensi biaya.

Doug mengungkapkan, Hadoop unggul dalam melakukan manajemen data. Seperti cara kerja open source pada umumnya, Hadoop merupakan sistem yang dikembangkan atas kerja sama dari para penggunanya dalam memanfaatkan kode sumber (source code). Ketersediaan open source cukup bebas, dan menggunakan fasilitas internet untuk menjalankannya.

Hadoop jauh lebih unggul karena terus melakukan inovasi dan perkembangan mesin dalam penggunaan open source. Tahun ini, penggunaan machine learning atau mesin pembelajar akan menjadi tren dari open source dalam melakukan manajemen dan pengolahan data. Hadoop sudah mulai mengimplementasikan teknologi tersebut.

"Semakin banyak yang pakai, maka kecerdasan mesin tentu akan lebih besar dan meningkat," ujar Doug. Sebelum mendapat kontribusi mesin pembelajar, open source sudah dianggap unggul. Ketenaran Hadoop terbukti ketika open source banyak disukai. Ketika open source mendapat dukungan mesin pembelajar, maka kolaborasi data akan jauh lebih besar sehingga analisa yang dilakukan jauh lebih akurat.

Terkait keamanan, sulit menemukan tindakan kejahatan siber di awal pembangunan sebuah sistem. Biasanya, jenis serangan terdeteksi setelah sebuah teknologi lahir sehingga tak mudah memrediksinya. Namun open source bukan berarti tidak membentengi sistem dari serangan siber. Para pemain platform open source sudah memiliki sistem keamanan tersendiri.

Doug kemudian mengembangkan Hadoop dengan menggandeng Cloudera sebagai mitra dalam mengelola teknologi Big Data. "Bukan hal mudah bergabung dengan Cloudera, butuh waktu sekitar satu tahun bagi mereka untuk membuat saya yakin bekerja sama," lanjut Doug yang saat ini menjabat sebagai Chief Architect Cloudera.

Pada awalnya, Doug tidak percaya teknologi Cloudera bisa dikombinasikan dengan Hadoop. Namun setelah memaparkan berbagai riset, Hadoop bergabung dengan Cloudera sejak 2009 silam. Hingga saat ini, kolaborasi tersebut melahirkan pertumbuhan yang signigikan terhadap penggunaan dan teknologi. Penggunaan machine learning juga membuatnya menjadi jauh lebih efisien.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement