REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Teknologi facial recognition atau pengenalan wajah tidak terbatas pada manusia. Para peneliti telah mengembangkan sistem deteksi wajah, PrimNet, yang dapat membantu menyelamatkan primata yang terancam punah dengan melacaknya melalui cara yang lebih ramah hewan.
Dikutip dari Engadget, Senin (28/5), pendekatan berbasis jaringan saraf memungkinkan pekerja lapangan mengawasi simpanse, monyet emas, dan lemur hanya dengan memotret foto mereka dengan aplikasi Android. Sehingga foto itu akan menghasilkan kecocokan yang tepat atau membuat lima kandidat terdekat.
Cara itu dinilai jauh lebih baik daripada memasang alat pelacak, yang bisa membuat stres atau bahkan menyakiti hewan.
Para peneliti terus mengembangkan kemampuan PrimNet dengan memasukan ribuan foto sebagai referensi. Langkah tersebut memang tidak mudah, mengingat ada variasi besar pada rambut, bulu, warna mata, dan faktor lainnya. Tim seringkali harus secara manual menandai mata dan mulut untuk mendukung kinerja teknologi itu.
Teknologi pengenal wajah pada hewan tidak semudah ketika para peneliti menerapkannya pada manusia. Namun, PrimNet dan aplikasi selulernya memiliki akurasi lebih dari 90 persen. Angka itu memang belum ideal, tapi setidaknya sudah masuk kategori luar biasa.
Para peneliti berharap teknologi ini bisa mencakup lebih banyak primata. Mereka juga akan menyediakan code aplikasinya untuk digunakan siapa saja, khususnya mereka yang peduli dengan kelestarian hewan yang dilindungi.