REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui jajak pendapat yang dilakukan Sigma Reserch, masyarakat Indonesia sudah mulai mengenal IPTEK atau nuklir. Sebanyak 68,0 persen dari 4000 responden menyatakan telah mendapatkan informasi seputar nuklir.
Direktur Sigma Research Prima Ariestonandi menjelaskan, saat diadakan jajak pendapat mulai dari bulan Oktober hingga Desember, koresponden banyak menyerap informasi seputar nuklir dari televisi. Sedangkan koresponden lainnya menyatakan mengetahui informasi berasal dari koran, internet, obrolan sesama, sekolah, radio, buku dan lainnya.
Dari koresponden yang mengetahui seputar nuklir, mereka menilai dampak positif dan negatif dari efek nuklir sama besarnya. Di kalangan masyarakat masih tertanam presepsi bahwa nuklir digunakan untuk perang, padahal di samping itu banyak manfaat yang bisa didapatkan, seperti untuk pembangkit listrik.
"Namun, kecenderungannya lebih banyak yang menilai dampak positifnya lebih besar dari dampak negatif," ujar Prima di Gedung Pusat Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Jakarta, Senin (28/12).
Ia menjelaskan, sebanyak 45,3 persen menilai dampak positif sama besar dengan negatif, 32,1 persen menyatakan dampak positif lebih besar dibandingkan dampak negatif. Sedangkan dampak negatif lebih besar daripada dampak positif hanya berjumlah 22,2 persen.
(Baca juga: Menjadi Terang dengan Nuklir)