REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Accenture yang tiada lain adalah perusahaan konsultan manajemen, layanan teknologi dan perusahaan alihdaya global memaparkan setidaknya ada 5 tren teknologi di tahun 2015 ini. Ke-5 tren tersebut salah satunya dalah internet of me, di mana dunia kita dibuat sangat personal.
"Sekarang ini, perusahaan berusaha memberikan pengalaman yang sesuai dengan ekspektasi konsumen. Perusahaan tidak hanya berusaha memuaskan pelanggan, tetapi juga membuat mereka merasa terlibat," ungkap Financial Services Lead Accenture di Indonesia, Hendra Godjali.
Tren selanjutnya adalah outcome economy, yakni keadaan di mana perusahaan tidak hanya sekadar menjual suatu produk, tetapi mereka juga menjamin kepuasan pelanggan. Tren ke-3 adalah revolusi platform yaitu, karena pesatnya perkembangan teknologi, maka semakin mudah pula perusahaan memperoleh teknologi tersebut dan berakibat pada munculnya pesaing-pesaing baru.
Tren berikutnya adalah intelligent enterprise, yakni semakin banyaknya perangkat lunak yang dikembangkan yang kecerdasannya mendekati manusia. Dan terakhir adalah work force reimagined yaitu, kolaborasi antara manusia dan mesin di mana tugas manusia sebagian sudah bisa digantikan mesin.
Namun dari ke-5 tren tersebut menurut Managing director, Technology Lead Accenture Indonesia Hamidjojo Surjotedjo, intelligent enterprise menjadi tren teknologi yang paling sulit diadopsi di Indonesia. Hal tersebut tak lepas dari syarat yang harus ada yakni algorithm dan data.
Sementara, perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak terbiasa mengelola data. “Kalau dari klien yang dimiliki Accenture, sebagian besar ketika dimintai data kurang lengkap dan tidak up to date,” ungkapnya.