REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2020 akan menjadi dinamika sangat penting bagi dunia ketenagakerjaan, khususnya terkait kecerdasan (artificial intelligence/AI). Dilansir melalui Venture Beat, Gartner melaporkan bahwa sekitar 2,3 juta pekerjaan baru akan diciptakan, sementara 1,8 juta lainnya akan menghilang. AI diperkirakan akan memengaruhi pertumbuhan pekerjaan tersebut.
Salah satu pertumbuhan pekerjaan adalah AI augmentation, yakni menggabungkan antara manusia dan AI untuk melengkapi satu sama lain. AI akan meningkatkan produktivitas dari banyak pekerjaan terampil.
Baca: Google Berkomitmen tak Garap AI untuk Produksi Senjata
Kemudian, AI juga akan menghilangkan banyak posisi pekerjaan, tetapi menciptakan posisi baru yang jauh lebih terampil. Tidak hanya itu, pekerjaan pemula dan keterampilan baru juga akan lahir.
AI akan membantu manusia dari segala industri dengan jumlah data yang sangat banyak. Sebab, manusia tidak mungkin menganalisis atau memahami data tersebut secara mandiri.
Aplikasi AI akan membawa tingkat kualitas keputusan baru, layanan pelanggan, skala, dan efisiensi operasional. Sebagai contoh, sebuah perusahaan belanja Stitch Fix telah menampilkan sinergi antara AI dan manusia.
Stitch Fix menggunakan AI untuk mempersempit pilihan barang dagangan. Meski demikian, opsi pilihan terakhir terhadap barang dagangan akan terekam.
Stitch Fix tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan untuk 65 ilmuwan data, tetapi juga ribuan desainer. Kemudian, AI sejenis Cortana, Alexa, Siri, dan Asisten Google bisa mengonversi kata yang diucapkan menjadi teks.
Adopsi tersebut membuat vendor akan menawarkan kepada pengembang sebuah perangkat keterampilan. Perangkat dibangun berdasarkan permintaan suara atau instruksi.
Misalnya, Pizza Hut dan Domino telah memublikasikan Alexa. Pembeli bisa memesan piza menggunakan Alexa melalui situs resmi perusahaan. AI juga bisa mengukur maksud pengguna dan mengidentifikasi masalah dari pelanggan untuk kemudian diselesaikan perusahaan.