REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Tim Olimpiade Matematika Indonesia meraih hasil luar biasa pada ajang Hanoi Open Mathematics Competition (HOMC) ke-15 pada 26-30 Maret 2018, di Hanoi, Vietnam. Pada HOMC 2018 ini Tim Indonesia yang terdiri diwakili oleh Tim Klinik Pendidikan MIPA (KPM) berhasil meraih 1 medali Emas, 1 medali Perak, 5 medali Perunggu untuk kategori Individu, dan 1 Trophy First Prize untuk kategori Tim.
Hanoi Open Mathematics Competition (HOMC) ke-15 merupakan kompetisi bergengsi di tingkat Internasional untuk tingkatan SMP (kelas 8) dan SMA (Kelas 10) karena tingkat kesulitan soalnya yang tinggi yang membutuhkan penalaran yang kuat dalam pemecahan soalnya. Kompetisi HOMC ke-15 pada tahun 2018 kali ini merupakan Kompetisi HOMC pertama yang dilakukan secara Internasional, karena sebelumnya kompoetisi ini hanya merupakan kompetisi lokal untuk pelajar dari Vietnam saja.
Indonesia pada HOMC 2018 ini mengirimkan 1 Tim SMP dan 1 Tim SMA yang terdiri atas 1 Team Leader, 2 Math Tutor, 4 peserta SMP, dan 6 peserta SMA. Semua peserta dibina oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Bogor di bawah asuhan pelatih Olimpiade Nasional dan Internasional, Raden Ridwan Hasan Saputra. Pembinaan yang dilakukan KPM bukan hanya bertumpu pada pembinaan akademik semata, tapi juga pembinaan spiritual, team building, Pendidikan akhlak dan karakter, pembinaan jasmani, dan rekreasi.
Kompetisi ini diikuti oleh 87 peserta siswa Internasional dari siswa-siswi terbaik dari 8 Negara yaitu Cina, Myanmar, Filipina, Polandia, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, dan 384 siswa lokal Vietnam dari siswa-siswi tebaik dari sekolah terbaik dari berbagai Propinsi di Vietnam. Tiap Peserta mendapatkan 2 tes yaitu Lomba Individu dan Lomba Tim.
Pada Lomba Individu untuk setiap siswa mengerjakan 15 soal yang terdiri dari 5 soal pilihan ganda, 5 soal isian singkat, dan 5 soal uraian dalam waktu 120 menit, sedangkan pada Lomba Tim baik stiap tim mengerjakan 10 soal. Dimana 8 soal pertama dikerjakan secara individual setelah mendiskusikan soal mana yang dikerjakan tiap siswa selama 30 menit, dan 2 soal terakhir dikerjakan bersama-sama dalam waktu 30 menit.
Salah satu peserta, Muhammad Surya Siddiq, peraih medali emas yang juga merupakan siswa KPM yang bersekolah di MAN 2 Malang mengungkapkan rasa syukurnya kepada Yang Maha Kuasa karena pada lomba kali ini dapat bertemu kembali dan berkompetisi bersama kembali bersama teman-teman lamanya. Siddiq mengatakan dirinya tidak menyangka akan mendapatkan medali emas, karena saat soal kompetisinya yang susah dan unik yang membutuhkan ide ide kreatif dalam menjawabnya.
Siddiq juga mengatakan sangat senang diberikan Allah hadiah mendapatkan medali emas. Namun bagi Siddiq, medali dan prestasi lainnya tak lebih hanya sekadar bonus dan hadiah dari Allah. "Saya tidak menjadikan medali ini sebagai tujuan, melainkan tujuan utamanya adalah menambah pengalaman hidup, menambah teman teman baru dari berbagai negara serta bertemu kembali dengan teman teman saya setelah terpisah 2 tahun," ujar dia.
Salah satu peserta lainnya Reyfandi Nawal Pratama mengungkapkan dirinya banyak mendapatkan pelajaran serta teman ketika mengikuti lomba HOMC ini. Menurut Reyfa, lomba HOMC merupakan lomba yang lumayan susah serta saingannya cukup berat. "Tapi, di KPM, saya dan 9 teman saya lainnya disuruh untuk memperbanyak tabungan jiwa. Dengan itu, kami mempunyai bekal yang cukup untuk lomba tersebut," kata dia.
Harapan Reyfa kedepannya dengan mengikuti lomba ini dia dapat mengajarkan ilmu yang dimiliki untuk masyarakat. Selain itu ia juga berpesan jika kita sudah berusaha secara maksimal, pasti hasil terbaik akan kita dapatkan.
Walaupun pada lomba ini Reyfa belum mendapatkan hasil terbaik, tapi hal tersebut tidak membuatnya sedih mematahkan semangatnya. Karena menurut Reyfa, dia mengikuti lomba ini, bukanlah untuk meraih prestasi, namun untuk mencari pengalaman dan menambah tabungan jiwa.
Thyeadi Tungson yang merupakan pelatih dan juga yang mendampingi siswa pada kegiatan HOMC mengungkapkan keberhasilan yang diraih oleh Tim Indonesia yang diwakili oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) kali ini tidak terlepas dari Rahmat dan Karunia Allah Ta’ala. Ini juga berkat pembinaan Suprarasional yang diberikan kepada peserta diluar materi latihan soal soal olimpiade matematika selama masa karantina.
Thyeadi mengatakan dalam karantina kepada siswa ditanamkan bahwa kompetisi hanyalah sebuah permainan dan mendapatkan medali atau prestasi bukanlah tujuan. "Tapi yang lebih utama adalah meniatkan diri mengikuti kompetisi untuk mencari ridho Allah dan memperbanyak tabungan jiwa," ucap dia.
Salah satu siswa atas nama Muhammad Surya Siddiq adalah siswa yang banyak melakukan aktifitas menambah tabungan jiwa selama karantina. Dia berpuasa 5 hari berturut turut, mengajarkan temannya jika tidak memahami materi, memperbanyak amalan dan juga berbuat baik. "Alhamdulillah, besarnya tabungan jiwanya membuat Siddiq diberikan Allah medali emas walaupun hampir 2 tahun tidak mengikuti lomba internasional dan jarang mengikuti pelatihan-pelatihan Olimpiade Matematika," kata Thyeadi.
Thyeadi mengungkapkan semoga kedepannya banyak siswa Indonesia ketika mengikuti kompetisi atau olimpiade untuk tidak menjadikannya menjadi tujuan utama. "Perbanyaklah tabungan jiwa dengan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala agar prestasi yang tadinya sulit diraih menjadi mudah untuk diraih," ujar dia berpesan.
Berikut adalah data capaian Tim Indonesia Pada HOMC 2018:
Tingkat SMP
Lomba Individu:
1. MUHAMMAD ARIF WIBISONO, Medali Perunggu, SMPI Al Azhar 8 Kemang Pratama
2. MUHAMMAD NADHIF HARYADIPTA PR, Medali Perunggu, SMP Labschool Rawamangun Jakarta
3. NOVELYA PUTRI RAMADHANI, Medali Perunggu, SMP Athirah Makassar
4. REYFANDI NAWAL PRATAMA, SMP Negeri 115 Jakarta
Lomba Tim : -
Tingkat SMA
Lomba Individu:
1. MUHAMMAD SURYA SIDDIQ, Medali Emas, MAN 2 Malang
2. ALVIN PUTERA BUDIMAN, Medali Perak, SMA Labschool Kebayoran Jakarta
3. MUHAMMAD ABDURRAHMAN BASYAH, Medali Perunggu, SMA Negeri 1 Depok
4. MUHAMMAD HALIF, Medali Perunggu, SMA Negeri 1 Depok
5. UBAIDILLAH ARIQ PRATHAMA, SMA Negeri 8 Jakarta
6. ZAKI ATHA ALRAHMAN, SMA Negeri 81 Jakarta
Lomba Tim : Trophy First Prize