Kamis 12 Jul 2018 15:34 WIB

Pelatihan 'Berpikir Suprarasional' Gugah Kesadaran Pendidik

Pelatihan ini menggugah para guru menjadi pendidik yang amanah.

Asep Sapa'at memberikan pelatihan suprarasional.
Foto: Humas
Asep Sapa'at memberikan pelatihan suprarasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ajaran baru 2018/2019 akan segera tiba. Orangtua, siswa, dan insan pendidik tengah  mempersiapkan diri menyambutnya. Menghadirkan kesan positif di awal tahun ajaran baru menjadi faktor kunci agar proses pendidikan berjalan sesuai rencana. Tak ayal, perlunya evaluasi pun menjadi keniscayaan untuk tahun ajaran baru agar berbeda dan menjadi lebih baik.

Melihat dinamika pendidikan yang kian hari semakin beragam, maka guru pun harus mempersiapkan seperangkat sistem pembelajaran yang terbaik agar dapat memperoleh hasil yang terbaik pula.

Rupanya, menurut sebagian lembaga pendidikan, program penguatan pendidikan karakter (PPK) menjadi skala prioritas yang wajib dikenalkan kepada peserta didik baru. Dan, baru-baru ini, beberapa sekolah tengah ramai-ramai mengkaji ilmu cara berpikir suprarasional lewat kegiatan pelatihan untuk memotivasi para pendidik sebagai bekal menyongsong tahun ajaran baru.

Adalah SDI Tugasku Jakarta yang telah mencicipi materi cara berpikir suprarasional, buah gagasan Raden Ridwan Hasan Saputra beberapa waktu yang lalu. Bertempat di Aula SDI Tugasku Jakarta dan dihadiri 85 peserta guru TK, SD, dan SMP bahkan Staf Tata Usaha.  

photo
Peserta program pelatihan suprarasional.

Agus Listiyono, Direktur Pendidikan Sekolah Islam Tugasku Jakarta, mengaku termotivasi pasca mengikuti pelatihan suprarasional agar dapat melanjutkan perjalanan memaknai profesi sebagai pendidik di sekolah. "Hal tersebut selaras sebagai wujud pengamalan dan implementasi pengabdian kepada Allah. Kami juga bersyukur, dari perlatihan ini kita dimampukan untuk melihat bahwa imbalan bekerja tidak saja dalam bentuk material dan dari sumber dari pemberi kerja. Namun,  imbalan yang hakiki ialah menggapai ridho Allah Swt (pahala) dan memperbesar tabungan jiwa," ujar Agus.

Alumnus IKIP Muhammadiyah Jakarta ini menyadari belajar bersama antarguru dan pendidik di sekolah, tidak saja mengejar pada ketuntasan kompetensi semata. "Jauh lebih penting daripada itu adalah belajar bersama dalam membangun visi bekerja dan beramal untuk mencapai target yang lebih jauh dan lebih mendalam, yakni menuju akhirat yang baik. Inilah yang kami dapatkan dari model berpikir suprarasional gagasan Pak Ridwan. Selain itu, kami bersyukur dapat menemukan pintu gerbang dalam mewujudkan visi tersebut," katanya.

Hal senada juga disampaikan Rita Novita, Kepala SDI Tugasku Jakarta. Ia menilai pelatihan suprarasional sangat tepat diberikan kepada guru jelang tahun ajaran. 

"Kesan pertama yang begitu menggugah para guru agar menjadi pribadi yang amanah, ikhlas, dan terus berinovasi tiada henti," ucapnya.

Sementara itu, pelatihan cara berpikir suprarasional ini akan terus dilakukan di berbagai lembaga pendidikan kota/kab di Indonesia. Selain SDI Tugasku Jakarta, sudah dilaksanakan juga di SDI Al Azhar Syifa Budi Cibinong, dan akan digelar di Makasar, Palembang, dan wilayah lainnya. Adapun agar dapat mengundang tim KPM dapat mendaftar terlebih dahulu dengan menghubungi tim pelatihan 081281882562 atau Humas KPM 081280341100.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement