REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2011 bisa disebut sebagai tahun yang bersejarah bagi Huawei. Setelah sebelumnya menjadi sebuah perusahaan yang membangun hardware untuk perusahaan lain, kini Huawei telah berani untuk memasarkan produknya sendiri.
Perubahan tersebut juga terlihat menjanjikan. Menurut data yang dirilis oleh Phone Arena, Senin (15/04), sebanyak 90% dari seluruh produksi Huawei dipasarkan dengan menggunakan namanya sendiri.
Penetrasi Huawei di pasar teknologi juga tidak bisa disebut main-main. Hal ini didasari oleh keberhasilannya dalam memproduksi Huawei Ascend Mate, sebuah smartphone bersistem operasi Android dengan layar berukuran 6.1 inci. Smartphone ini juga telah dilengkapi dengan prosesor quad-core K3V2 yang juga merupakan prosesor buatan Huawei sendiri.
Di tahun 2012, Huawei dikabarkan memiliki pendapatan sebesar US$7,5 miliar (sekitar Rp 72,8 triliun) dan diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 9 miliar (Rp 87,4 triliun) pada tahun 2013.
Menurut Richard Yu, salah satu petinggi Huawei, perusahaannya kini tengah bertekad menjadi salah satu vendor utama smartphone saat ini. Ambisi ini diharapkan bisa tercapai dalam waktu 3 hingga 5 tahun mendatang, dengan peningkatan pendapatan mencapai US$20 miliar (Rp 194 triliun) sampai US$30 miliar (Rp 291 triliun), disertai dengan laba di kisaran US$3 miliar (Rp 29,1 triliun) hingga US$ 4 miliar (Rp 38,8 triliun).
Dengan target penjualan sebesar itu, tujuan utama Huawei tidak lain adalah menjadi salah satu dari tiga produsen smartphone di seluruh dunia. Hal itu telah dimulai selama kuartal keempat tahun 2012 lalu dengan berhasil mencapai pangsa pasar terbesar ketiga di pasar global menurut perhitungan IDC.
Namun, hasil tersebut hanyalah selama kuartal keempat tahun lalu. Tentunya wajib untuk terus ditingkatkan bila Huawei memang benar-benar ingin menjadi salah satu pemain besar di dunia smartphone.