REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Apple menjadi perusahaan yang baru merinci permintaan data dari otoritas Amerika Serikat. Perusahaan mengungkap menerima permintaan informasi terhadap 9.000-10 ribu akun atau perangkat antara Desember sampai akhir Mei 2013.
Mereka mengungkap permintaan tersebut termasuk masalah keamanan nasional. Microsoft dan Facebook telah mengungkap data serupa pekan lalu. Namun, Google dan twitter mengatakan pengungkapan itu tidak akan membantu.
"Kami selalu percaya bahwa penting untuk membedakan antara berbagai jenis permintaan pemerintah," begitu pernyataan Google seperti dilansir BBC, Senin (!7/6).
Perusahaan teknologi berada di bawah tekanan untuk mengungkap informasi tentang data yang diberikan kepada Badan Keamanan Nasional (NSA) sejak Guardian dan Washington Post mengungkap adanya Prism, sebuah program yang memberi akses data pengguna ke NSA.
Perusahaan yang diminta datanya termasuk Microsoft, Yahoo, google, facebook, PalTalk, AOL, dan Apple. NSA kemudian menegaskan keberadaan skema pengawasan serta catatan telepon untuk membantu menggagalkan plot teroris di AS dan lebih dari 20 negara lainnya.
Kepala Intelijen AS, James Clapper menyatakan upaya komunukasi NSA dirancang untuk membantu mendapatkan informasi tentang orang-orang non-AS yang terletak di luar AS. Meski demikian, aktivis dan beberapa politisi menyuarakan keprihatinan mengenai tindakan NSA yang melampui aturan.