REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semenjak kehadirannya, Apple rajin mengumumkan hasil penjualan produk anyarnya setiap bulan, bahkan beberapa hari setelah peluncuran. Seperti biasanya, setiap laporan penjualan yang dilakukan iPhone pada setiap peluncuran gawainya, mereka selalu mengklaim pemecahan rekor penjualan untuk gawai-gawai anyarnya.
Namun, nampaknya Apple tak akan lagi melaporkan data penjualan untuk gawai-gawai anyar yang diluncurkannya. Seperti ditulis perusahaan yang berbasis di Cupertino tersebut kepada CNBC, Apple tidak akan lagi mendeklarasikan jumlah pre-order dan penjualan gawai-gawai anyar yang baru diluncurkan.
Dari keterangan resmi yang ditulis Apple, dapat terlihat vendor gawai berlogo apel itu tak yakin dengan hasil penjualan yang akan diraup iPhone 7. Mereka juga pesimis mampu menggulingkan rekor penjualan gawai yang ia luncurkan pada pekan pertama, tahun lalu.
"Penjualan pertama pada gawai kami diatur oleh suplai, bukan permintaan, jadi kami memutuskan bahwa taraf penjualan tersebut tidak mewakili investor dan konsumen kami. Oleh sebab itu, kita takkan lagi merilis data penjualan yang kami dapat pada pekan pertama peluncuran," ujar Apple dalam keterangan resmi tertulisnya, dikutip GSM Arena, Ahad (11/9).
Seperti diketahui, pada pekan awal peluncuran 2015 silam, gawai iPhone 6s dan iPhone 6s Plus terjual 13 juta unit. Ditahun sebelumnya, iPhone 6 dan iPhone 6 Plus terjual 10 juta unit. Sementara itu, pada 2013, iPhone 5s dan 5c terjual 9 juta unit, serta iPhone 5 terjual 5 juta unit pada 2012.
Dilihat dari data beberapa tahun silam, Apple harus memecahkan rekor penjualan yang biasa mereka raih tiap tahun, dengan penjualan tertinggi adalah 13 juta unit, mampukah Apple menjual lebih dari angka itu?